Warga Paris tolak kotak tempat kencing umum di tengah kota
Berkeliling menelusuri sungai Seine dengan kapal feri adalah cara populer bagi para turis untuk melihat kota Paris, namun warga setempat marah

Berkeliling menelusuri sungai Seine dengan kapal feri adalah cara populer bagi para turis untuk melihat kota Paris, namun warga setempat marah sejak adanya tempat kencing umum yang berbentuk kotak tersebut.
Pasalnya, mereka khawatir para pelancong terganggu dengan adanya kotak ini.
Kotak urin berwarna merah terang, terbuka, ditempatkan di sudut-sudut kota agar warga tidak kencing sembarangan di jalanan.
Namun perangkat ramah lingkungan, yang dipenuhi dengan jerami dan dirancang untuk tidak berbau, membuat banyak orang tidak nyaman.
- Kencing sembarangan, pelaku perkosaan yang kabur selama 30 tahun ditangkap
- Perempuan Belanda didenda dan disuruh kencing di toilet pria
- Bir 'dari air kencing' diperkenalkan di Denmark
Warga yang marah menyerukan agar kotak urinal ditiadakan dan berencana mengajukan petisi.
Salah satu kotak pembuangan urin khusus, yang ditempatkan di dekat katedral Notre Dame dan menghadap jalur perlintasan kapal feri, dikritik.

"Tidak perlu menempatkan sesuatu yang tidak sopan dan jelek di tempat bersejarah seperti itu," Paola Pellizzari, yang memiliki toko benda seni di dekatnya, mengatakan kepada kantor berita Reuters.
"Kotak urin ini ada di samping hotel yang paling indah, Hotel de Lauzun," katanya, seraya menambahkan bahwa ia khawatir kotak urin itu "membangkitkan sifat eksibisionis" atau prilaku berlebihan dalam memperlihatkan sesuatu.
"Ini mengerikan," kata warga lainnya. "Kami diberitahu bahwa kami harus menerima ini, tetapi ini benar-benar tidak dapat diterima. Tak bisakah orang-orang itu bersikap?"

Namun walikota setempat, Ariel Weil, mengatakan kotak pembuangan urin itu diperlukan.
"Jika kita tidak melakukan apa-apa, maka para laki-laki akan kencing di jalananan," katanya kepada Reuters. "Jika itu benar-benar mengganggu orang, kita akan mencari lokasi lain."
Beberapa kalangan berpendapat bahwa "uritrottoir" - kombinasi bahasa Perancis untuk urinoir dan trotoar - bersifat diskriminatif.
"Uritrottoir untuk pria, bagus. Tapi bagaimana dengan kita perempuan? Nampan sampah? Gagasan-gagasan seksis ini tak elok," kata seorang pengguna Twitter (dalam bahasa Prancis).
"Mereka telah memasangnya pada proposisi seksis: laki-laki tidak dapat mengendalikan diri mereka sendiri, jadi masyarakat harus menyesuaikan diri," kata feminis, Gwendoline Coipeault.