Olimpiade 2021
Panitia Kesulitan Mencari Relawan Olimpiade 2020 Tokyo Jepang
Panitia mengalami kesulitan dalam mencari volunteer (relawan) untuk Olimpiade 2020 di Tokyo, meski pendaftaran baru dibuka 26 September.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Panitia mengalami kesulitan dalam mencari volunteer (relawan) untuk Olimpiade 2020 di Tokyo, meski pendaftaran baru dibuka 26 September sampai dengan awal Desember 2018.
"Ikut di acara TV 24 jam saja dapat honor, tapi Olimpiade bisnis raksasa itu malah tidak dapat bayaran sebagai volunteer, ini aneh sekali," ungkap Dave Spector (64), talent terkenal asal Amerika seperti dikutip dari akun twitter miliknya yang diposting 25 Agustus lalu.
Dave Spector sudah berdomisili 35 tahun di Jepang. Istrinya berasal dari Chiba bernama Kyoko.
Dave juga diwawancarai Nikkan Gendai. Dia menyarankan agar tenaga relawan dibayar 5000 yen per jam jika ingin terkumpul banyak relawan untuk Olimpiade dan Paralympic 2020.
Dalam keterangan resmi di situs relawan Olimpiade 2020 tertulis adanya masa pelatihan bagi para relawan.
"Selama masa pelatihan uang transportasi relawan bayar sendiri tidak ditanggung panitia," isi pengumuman tersebut.
Baca: Cerita di Balik Angka 01 dan 02, Usulan Megawati yang Membuat Suasana Menjadi Cair
Banyak warga Jepang mempertanyakan hal tersebut.
"Memangnya murah transportasi di Jepang. Sudah bantu sukarela, tidak dibayar, malahan kita mesti bayar sendiri transportasinya, gila benar ini Panitia Olimpiade," kata Kuniyama, seorang warga Yokohama kepada Tribunnews.com, Sabtu (22/9/2018).
Selain itu hasil survei Yayasan Sasakawa bulan lalu menghasilkan gambaran yang cukup mengejutkan.
"Sebanyak 60,1 persen warga Jepang tidak mau menjadi pekerja sukarela saat Olimpiade tahun 2020 mendatang di Tokyo dan 64,1 persen sukarelawan tidak mau melakukan pekerjaan itu untuk kegiatan Paralympic," ungkap sumber Tribunnews.com, Rabu (12/9/2018).
Tidak ada pembayaran kepada para relawan Olimpiade 2018 tetapi mereka harus mematuhi banyak peraturan, termasuk bantuan kepada semua partisipan semua negara bukan kepada satu negara saja.
"Kalau WNI mau bantu tim atlet Indonesia yang datang ke Olimpiade 2020, baiknya bentuk tim relawan sendiri di Jepang, jangan gabung relawan Olimpiade 2020. Karena kalau sudah gabung, tidak bisa hanya bantu tim Indonesia saja," ungkap sumber Tribunnews.com yang lain.
Selain itu iklan pencarian volunteer Olimpiade 2020 mulai disosialisasikan dengan anggaran iklan mencapai puluhan juta yen.
"Daripada keluar uang puluhan juta yen, sebaiknya berikan uang itu ke volunteer, dengan mudah banyak orang datang jadi volunteer. Panitia Olimpiade 2020 memang aneh, ingin banyak untung, bisnis besar tapi sangat pelit untuk relawan," tambah Kuniyama.