Panitia Mulai Mencari Relawan Olimpiade 2020 di Semua Tempat Umum di Jepang

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Proses pencarian relawan di Jepang untuk 10 hari kerja mulai dilakukan Rabu (26/9/2018) secara resmi dengan penyebaran brosur ke berbagai tempat umum di Jepang seperti stasiun kereta api dan sebagainya.

Namun suara menentang cara mencari relawan disuarakan dosen Jepang.

"Pihak pemerintah Jepang melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Olahraga mulai mengimbau semua pelajar untuk mengikuti dan menjadi relawan Olimpiade, jelas itu melanggar jiwa Olimpiade," kata Munehiko Harada, Rabu (26/9/2018).

Menurutnya, menjadi relawan harus dari keinginan sendiri bukannya diimbau apalagi disurati dan diminta oleh pemerintah.

"Kita harus secara benar-benar sukarela mempunyai minat menyukai dan kemudian ikut membantu menjadi relawan, bukan dengan cara imbauan apalagi diminta oleh pemerintah," kata Harada.

Baca: PM Jepang Shinzo Abe Berharap Segera Bertemu Pemimpin Korea Utara

Sekitar 60 persen warga Jepang dalam survei belum lama ini oleh Yayasan Sasakawa Jepang menentang menjadi relawan Olimpiade 2020 karena tidak dibayar.

"Selama 10 hari harus kerja dan tidak dibayar sementara saat ini saya bekerja. Itu harus dipikir matang-matang, rasanya berat sekali untuk jadi relawan kalau begitu" ungkap Utsunomita, warga Tokyo kepada Tribunnews.com, Kamis (27/9/2018).

Tertulis dengan jelas di keterangan pihak Olimpiade, tidak ada bayaran apapun termasuk biaya transportasi dari rumah ke tempat "kerja".

Selain itu, Olimpiade 2020 yang akan dimulai tanggal 23 Juli 2020 bertepatan dengan musim panas bisa mencapai 45 derajat Celcius, membuat banyak orang berpikir karena pasti akan banyak pengeluaran sedikitnya untuk beli minuman.

Penempatan para relawan akan dilakukan di semua tempat baik di lokasi Olimpiade maupun pusat keramaian dan pusat transportasi di Jepang agar para turis asing tidak kesulitan dalam bepergian.