Gempa di Sulteng
PM Mahathir Ingin ASEAN Bantu Indonesia Tangani Bencana Gempa-Tsunami di Sulteng
Katanya beberapa daerah di Sulawesi, yakni Palu, Donggala dan Sigi menderita kehancuran besar-besaran akibat bencana.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, PUTRAJAYA - Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad mengajak Komite Manajemen Bencana ASEAN (ACDM) berperan besar dalam koordinasi dan memperluas bantuan dan dukungan kepada Indonesia, setelah bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah minggu lalu.
Hal itu disampaikan PM Mahathir, saat berbicara pada pembukaan pertemuan ke-33 ACDM, pertemuan Menteri ASEAN pada manajemen bencana (AMMDM) dan pertemuan terkait, Kamis (4/10/2018).
Katanya beberapa daerah di Sulawesi, yakni Palu, Donggala dan Sigi menderita kehancuran besar-besaran akibat bencana.
Korban tewas dari gempa berkekuatan 7,4 SR, pada Jumat (28/9/2018) lalu terus meningkat menjadi 1.407 orang. Jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah.
"Tragedi menyayat hati, sebagai tetangga, kita tidak ingin duduk diam dan menonton dari pinggir lapangan," katanya.
"Tetapi berusaha untuk membantu tanpa koordinasi yang tepat dan perencanaan strategis akan mengakibatkan situasi yang kacau, lebih kacau. Alih-alih membantu, kita mungkin tamat mengganggu penyelamat lain. "
Dia menambahkan, sudah jelas bahwa dalam keadaan seperti, ACDM memiliki peran besar untuk turun membantu.
Pemimpin Malaysia juga mengungkapkan keyakinan bahwa setiap negara anggota ACDM akan memperluas bantuan ke Indonesia melalui badan manajemen bencana masing-masing.
"Bersama-sama, saya yakin kita dapat membantu sesama untuk meringankan bebannya," ucapnya.
Dia mengatakan Malaysia Nasional Disaster Management Agency (NADMA) telah berkoordinasi dengan instansi terkait dan siap untuk menyebarkan tim SAR serta bantuan kemanusiaan ke Indonesia.
Di acara ini, Mahathir juga menyaksikan penyerahan bantuan kemanusiaan senilai RM1 juta (USD 241.000 atau setara Rp 3.615.000.000 dengan 1 USD=Rp15.000) untuk dana bantuan Sulawesi.
Dia mengatakan hampir setengah dari bencana di dunia terjadi di Asia, membuat kawasan ini menjadi kawasan yang paling rawan bencana di dunia.
Dia mengatakan bahwa untuk periode 2000 - 2017, data menunjukkan bahwa Asia Pasifik merupakan 45 persen dari bencana alam, 60 persen dari korban tewas karena bencana global dan 85 persen orang terkena dampak bencana global. (Bernama/Channel News Asia)