Mahfud MD: Saya Tak Kecewa Jadi Wapres, Yang Penting Indonesia Terus Jalan Dan Bersatu
Mahfud menjelaskan hal tersebut karena dalam Dialog tersebut banyak yang menyatakan kekecewaan atas tidak jadinya Mahfud menjadi cawapres Jokowi.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dalam Dialog "Menjaga Pesatuan NKRI" yang berlangsung di Tokyo Institute of Tecknology, Jepang, Jumat petang (7/12/2018) jam 18.30 mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyatakan dirinya tidak kecewa atau sedih karena gagal menjadi calon wakil Presiden.
Mahfud menjelaskan hal tersebut karena dalam Dialog tersebut banyak yang menyatakan kekecewaan atas tidak jadinya Mahfud menjadi cawapres Jokowi.
Seperti diketahui semula hampir dipastikan, Mahfud MD menjadi cawapres pendamping Jokowi tapi pas detik terakhir penetapan (9/8/2018) tidak jadi.
"Seumpama saya kecewa, atau Anda kecewa, terus mau apa? Kita kan tidak bisa apa-apa. Ya, sudah, yang penting Indonesia terus berjalan dan kita terus bersatu menjaga NKRI", kata Mahfud sambil balik bertanya.
Baca: Dul Jaelani ke Idol Junior, Rossa Histeris Sebut Nama Ahmad Dhani, Begini Reaksi Maia Estianty
Kemudian Mahfud menjelaskan beberapa alasan atas sikapnya yang low profile itu.
Pertama, dia tidak rugi apa pun, karena memang tidak pernah berkampanye dan tidak mengeluarkan apa pun.
Kedua, mengurus Indonesia ini adalah urusan besar, tak bisa disederhanakan hanya dilihat sebagai soal Mahfud, Makruf, Jokowi, Prabowo atau suapapun.
"Jadi yang kita utamakan adalah Indonesia, bukan orang perorang," tekannya lagi.
Ketiga, pemimpin-pemimpin Indonesia yang besar-besar seperti Soekarno, Soeharto, Gus Dur mengalami kepahitan politik yang luar biasa pada saat berkuasa.
Mereka diturunkan dari jabatannya saat sedang berkuasa hanya dengan politik massa. Saya ini apalah, tak penah berjasa seperti mereka. Hanya tidak jadi diumumkan, masak harus kecewa," katanya.
Keempat, sebagai orang beragama dirinya meyakini bahwa Allah lah yang mengatur semua.
Mungkin Allah memberikan ini sebagai yang terbaik bagi dirinya, mungkin dirinya akan diberi yang lebih baik, mungkin ini semacam peringatan dari Allah, atau mungkin Allah menjadikan peristiwa ini sebagai cara untuk membuat sesuatu.
"Jika Allah menghendaki sesuatu diciptakanlah sebab-sebabnya," kata Mahfud mengutip dalil.
Begitulah caranya orang beriman menyikapi peristiwa yang menimpanya agar tidak frustasi dan tetap tegar.