Juan Guaidó kembali ke Venezuela meski berisiko ditangkap pemerintah
Pria yang mendeklarasikan diri sebagai pemimpin Venezuela ini menghadapi risiko ditangkap untuk menghadiri unjuk rasa para pendukungnya.
Pria yang mendeklarasikan diri sebagai pemimpin Venezuela, Juan Guaidó, telah tiba kembali di ibu kota, Caracas, dan mendapat sambutan meriah dari ribuan pendukungnya.
Dia menghadapi risiko ditangkap karena mengabaikan larangan yang diberlakukan Mahkamah Agung untuk meninggalkan negara itu dan melobi bantuan internasional.
"Mereka mengancam kita dan kita di sini, menghadapan wajah kita untuk Venezuela," serunya pada para pendukungnya.
Sebelumnya, Guaidó menuntut Presiden Nicolás Maduro untuk mengundurkan diri.
Kedua pria itu telah berselisih selama lebih dari sebulan.
Guaidó - yang mengepalai Majelis Nasional yang dikuasai oposisi dan memproklamirkan diri sebagai presiden sementara Venezuela setelah badan legislatif menyatakan pemilu presiden yang dimenangkan kembali oleh Madura pada 2018 tidak sah - diakui oleh lebih dari 50 negara.
Maduro, yang didukung oleh Cina, Rusia dan Kuba, menegaskan bahwa dia adalah satu-satunya presiden yang sah.
- Venezuela, negara yang ditinggalkan tiga juta penduduknya
- Krisis Venezuela: Maduro blokir bantuan, kota perbatasan rusuh
- Eksklusif BBC: Pengakuan para serdadu Venezuela yang membelot dari Maduro
Krisis politik Venezuela dipicu oleh krisis ekonomi, yang menyebabkan hiperinflasi yang menekan gaji dan tabungan dan membuat banyak orang meninggalkan negara itu.
Apa kata Guaido setelah kembali ke negaranya?
Guaidó disambut di bandara internasional Simón Bolivar oleh para diplomat dari Amerika Serikat dan Uni Eropa, sekaligus kerumuman pendukung yang meneriakan "Guaidó, Guaidó" dan "Ya, kita bisa".
Didampingi oleh istrinya, Guaidó kemudian pergi ke jalanan Las Mercedes di distrik Caracas timur, untuk menghadiri unjuk rasa anti-pemerintah.
Saat berada di luar negeri, dia menggunakan media sosial untuk mendorong para pendukungnya melakukan aksi.
Setelah mengatakan dia telah diancam dengan "penjara, kematian", sebelum kembali ke negaranya, Guaidó mengatakan dia telah diperlakukan dengan baik pada saat kedatangannya di bandara.
Dia menyebut petugas imigrasi bahkan menyambutnya di bandara dengan kata-kata "selamat datang, presiden".
- Krisis Venezuela: Polemik bantuan asing, Presiden Maduro tutup perbatasan dengan Brasil
- Mengapa solusi krisis politik dan ekonomi di Venezuela 'tergantung' dengan militer
- AS dukung pemimpin oposisi sebagai presiden Venezuela, Maduro usir lusinan diplomat AS
"Jelas bahwa setelah ancaman-ancaman, seseorang tidak mengikuti perintah. Banyak yang tidak mengikuti perintah. Rantai komando [dalam pasukan keamanan pemerintah] telah rusak," katanya kepada banyak orang.