Foke Sedih DKI Tak Punya Duit Buat Monorail
Pemprov DKI mengakui tidak mampu menambah biaya investasi proyek monorail yang mencapai Rp 4,5 triliun
Penulis:
Danang Setiaji Prabowo
Editor:
Prawira
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Setiaji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemprov DKI mengakui tidak mampu menambah biaya investasi proyek monorail yang mencapai Rp 4,5 triliun dan hingga saat ini belum memutuskan solusi apa yang akan dilakukan setelah memberikan kompensasi kepada PT Jakarta Monorail.
Hal ini ditegaskan Gubernur DKI Fauzi Bowo yang mengatakan dirinya merasa sedih tidak dapat berbuat banyak mengenai proyek monorail. Menurutnya saat ini Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sudah membuat perkiraan ganti rugi yang wajar kepada PT Jakarta Monorail. "Sampai saat ini belum ada solusi setelah membayarkan kompensasi tersebut kita mau bikin apa. Yang jelas untuk menambah investasi sekitar Rp 4 triliun sampai Rp 4,5 triliun kita tidak mampu," ujar Fauzi Bowo, Jumat (17/6/2011) di gedung Balai Agung.
Dijelaskannya, Pemprov DKI tidak mungkin menambah investasi sebanyak itu karena kapasitas daya angkut monorail tidak seperti yang dibutuhkan kota Jakarta. Uang sebanyak Rp 4,5 triliun tersebut harus diperhitungkan untuk subsidi setiap tahunnya yang harus dibayar, seperti subsidi pada tiket busway. Foke, sapaan Fauzi Bowo, menjelaskan tiket busway seharga Rp 3.500 disubsidi Pemprov DKI. Bila tidak disubsidi, seharusnya selembar tiket busway dijual seharga Rp 7.000 sampai Rp 7.500.
Pada kesempatan tersebut, Foke juga menjawab pertanyaan apakah Jakarta mampu menjadi kota metropolitan ideal yang berstandar internasional seperti yang dipaparkan saat acara Jakarta 21. Menurutnya persoalan ideal atau tidak itu relatif, karena tidak mungkin menyatukan persepsi ideal dari 10 juta penduduk Jakarta.
Dikatakannya, tahun ini Pemprov DKI lebih berfokus pada penanganan kemacetan. Foke menuturkan tidak ada langkah pendek untuk menyelesaikan kemacetan dan harus ada solusi jangka panjang. Salah satu solusinya adalah pembangunan sistem transportasi yang terintegrasi seperti angkutan berbasis rel ataupun penerapan Electronic Road Pricing (ERP).