Kisruh Apartemen GCM
Tubagus Hasanuddin: Tindakan Intimidasi tak Dibenarkan
Kisruh agenda tahunan GCM dipicu aksi belasan warga yang menamakan diri FK-WGCM
Editor:
Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapat Tahunan Pengurus Perhimpunan Penghuni Rumah Susun (PPRS) dan warga penghuni Apartemen Graha Cempaka Mas (GCM) di ruang serba guna gedung C2 lantai 3, akhir pekan lalu berlangsung ricuh.
Kisruh agenda tahunan GCM dipicu aksi belasan warga yang menamakan diri Forum Komunikasi Warga Graha Cempaka Mas (FK-WGCM). Bersama sejumlah massa yang diduga preman bayaran, mereka berteriak-teriak dan melakukan sweeping identitas warga.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sebelum rapat digelar, Saurip Kadi dan Justiani (anggota FK-WGCM) melakukan orasi di depan pintu masuk ruang rapat. Mereka mencegat dan memotret wajah penghuni yang hendak memasuki ruang rapat. Panitia rapat juga tak luput dari tekanan aksi mereka.
Bahkan seorang panitia bertubuh kecil tampak pucat dan berusaha menghindari Saurip Kadi yang terus membentak-bentak dan mendekatinya, memicu ketakutan sebagian besar warga untuk menghadiri rapat.
Sejumlah ibu rumah tangga yang menggendong anak balita pun terpaksa mengurungkan niatnya dan kembali ke apartemen. Akibatnya, pengurus tak dapat mengambil keputusan karena peserta yang hadir tak mencapai kuorum.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi I DPR, Mayor Jenderal (Purnawirawan) Tubagus Hasanuddin mengatakan,setiap tindakan intimidasi, tak bisa dibenarkan. Siapa pun orangnya, berkedudukan sama di hadapan hukum. Begitu pun Saurip Kadi yang kini menjadi warga sipil. Kalau ada upaya intimidasi terhadap pengelola atau warga Graha Cempaka Mas, laporkan saja ke polisi.
‘’Saurip Kadi sekarang sipil, bukan militer. Dia nggak punya senjata, atau menggerakkan pasukan. Laporkan saja ke polisi, jangan takut!’’ tandasnya, Minggu (1/9/2013).
Ia juga meminta agar Saurip Kadi tidak membawa-bawa latar belakangnya sebagai bekas tentara.
"Jangan bawa-bawa korps. Jangan juga petantang-petenteng. Posisi dia sekarang sama dengan warga biasa, sipil. Bukan prajurit. Kenapa mesti takut? Latar belakang nggak bisa dibawa-bawa," seloroh Tubagus Hasanuddin.
Sejumlah warga menyesalkan aksi provokasi yang dilakukan Saurip Kadi Cs dan kehadiran sejumlah pria yang diduga preman di acara internal warga.
“Kita mau rapat saja susah. Warga jadi takut dan terprovokasi aksi mereka. Saya menyayangkan kenapa rapat tahunan bisa disusupi orang yang diduga preman-preman yang hanya membuat kacau acara,’’ kata Robert, penghuni GCM kepada wartawan.
Dia menilai, Saurip Kadi tidak berhak memeriksa identitas warga yang ingin menghadiri rapat.
Rapat tahunan merupakan acara resmi yang sudah disahkan oleh gubernur, lengkap dengan AD/ART-nya.
“Sesuai AD/ART, pengurus mengadakan rapat, saya bersama warga lain diundang secara resmi. Jika tidak mencapai kuorum, maka kita akan tunggu selama 30 menit. Setelah ditunggu tetap tidak tercapai kuorum, maka kita akan bubarkan rapat tersebut,” jelas Robert.