Ahok Akui Belum Mampu Kendalikan Harga Cabai
Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengakui belum mampu mengendalikan harga komoditas cabai.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengakui belum mampu mengendalikan harga komoditas cabai.
Ahok menjelaskan, sejak November 2014, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru memfokuskan kepada upaya penstabilan komoditas pangan lain yang dianggap lebih utama, yaitu beras dan daging sapi.
PT Food Station Tjipinang Jaya dan PD Dharma Jaya, dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang pangan, diinstruksikan menjadi penguasa pasar kedua komoditi.
Ahok tak memprediksi cabai mengalami kelangkaan saat masih memerintah, akibatnya harga melambung tinggi.
"BUMD kita semua berfungsi dengan baik. Harga daging sapi udah oke. Kita hanya belum beres di cabai. Di bawang juga," ujar Ahok di hadapan ratusan pendukungnya, di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/1/2017).
Ahok berjanji, bakal berusaha menurunkan harga cabai, bila dirinya diizinkan memimpin Jakarta bersama Djarot Saiful Hidayat periode 2017-2022.
Ahok menjelaskan, sebelum cuti telah menyusun konsep pembangunan perkulakan. Di sana komoditas yang dijual lengkap, harga yang ditawarkan juga adalah harga distributor.
Pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) oleh anaknya atau gaji sebesar Upah Minimum Provinsi (UMP) yang masuk ke rekening Bank DKI bisa membeli bahan pangan di perkulakan.
"Orang tidak mampu bisa beli dengan harga pabrik, harga distributor," ujar Ahok.