Sabtu, 4 Oktober 2025

Hampir 1 Bulan Pelaku Pencabulan Belum Terungkap, Ibu Korban dan Warga Datangi Polresta Depok

Meski memakalumi beratnya kerja polisi, NK kecewa karena selain dia dan putrinya, baru satu warga yang dimintai keterangan atau jadi saksi

Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Ilustrasi korban pencabulan 

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Warga, termasuk NK (30), ibu dari KAP (3) yang menjadi korban pencabulan mendatangi Polresta Depok pada Selasa (27/2/2019).

Kedatangan NK dan warga tersebut untuk menanyakan kasus pencabulan yang hampir 1 bulan ini pelakunya masih buron atau belum juga tertangkap.

Baca: Pencabulan Siswi SD oleh Siswa SMP Terungkap Gara-Gara Bulu Ayam

Sejak dilaporkan ke Unit PPA Polresta Depok pada Jumat (8/2/2019) dengan nomor perkara STPLP/311/K/II/2019/PMJ/Resta Depok, pelaku yang belum diketahui identitasnya buron.

"Kemarin sama warga datang ke Polres untuk tanya perkembangan kasus anak saya. Datang berempat, saya sama tiga ibu-ibu tetangga dari sini. Soalnya sampai sekarang pelaku belum ditangkap. Siapa pelakunya juga belum tahu," kata NK di kediamannya di Depok, Kamis (28/2/2019).

NK dan warga berharap polisi lekas menangkap pelaku yang tega mencabuli putri semata wayangnya hingga mengalami trauma sampai sekarang.

Setelah bertemu penyidik, NK dan warga diminta bersabar karena masih dalam proses lidik akibat ketiadaan saksi dan kondisi KAP yang masih trauma saat ditanya kronologis peristiwa kelam itu.

"Kata polisi kemarin masih penyelidikan, katanya saksi enggak ada jadi susah. Anak saya juga masih trauma, jadi kalau diminta cerita masih susah. Diminta untuk sabar dulu," ujarnya.

Meski memakalumi beratnya kerja polisi, NK kecewa karena selain dia dan putrinya, baru satu warga yang dimintai keterangan atau jadi saksi.

Satu saksi itu merupakan Desi, pemilik rumah tempat NK bekerja yang ikut datang ke Polresta Depok untuk menanyakan perkembangan kasus KAP.

"Yang diperiksa selain saya sama anak bu Desi, kebetulan habis kejadian bu Desi melihat langsung kondisi anak saya. Bu Desi diperiksa dari sekitar jam 12 siang sampai jam 3 sore," tuturnya.

Desi jadi saksi karena usai dicabuli, KAP mendatangi ibunya sambil menangis dan mengeluhkan sakit di bagian kemaluannya.

Kala itu, NK yang bekerja jadi buruh cuci sedang mencuci di rumah Desi yang berjarak sekitar 100 meter dari makam sehingga dia melihat langsung kondisi bocah malang itu.

"Pas anak saya datang saya lagi nyuci di rumah bu Desi, jadi bu Desi ikut lihat kondisinya. Ada tanah merah gembur di baju bagian punggung dan celana dalam saya," lanjut NK.

Saat kejadian KAP sedang bermain di sekitar rumah, dia dititipkan ke neneknya karena NK dan S sedang bekerja sehingga tak dapat menjaga anaknya.

Dari penuturan KAP ke penyidik Unit PPA dan psikolog RS Polri Kramat Jati, KAP menuturkan dia diajak ke makam oleh seorang pria dewasa.

Baca: Dipaksa Mengaku sebagai Pelaku Pencabulan, Warga Rambutan Disiksa Orang Tak Dikenal

Halaman
12
Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved