Minggu, 28 September 2025

Usai Bertemu Jokowi, HMI Tetap Akan Demo 20 Mei Nanti

Pertemuan berlangsung sekitar satu jam.

Tribunnews.com/Srihandriatmo Malau
Sejumlah perwakilan pimpinan BEM se-Indonesia menghadiri dialog dan makan malam dengan Jokowi di Istana Presiden Jakarta, Senin (18/5/2015), malam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan dengan HMI dan alumni lintas Perguruan Tinggi, Kagama, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Alumni ITB, dan Alumni Trisakti, Alumni UI, di Kantor Presiden Jakarta, Senin (18/5/2015) petang.

Pertemuan berlangsung sekitar satu jam.

Usai pertemuan, Ketua Umum HMI M Arief Rosyid Hasan mengungkapkan sejumlah isu dibahas bersama Presiden Jokowi. Salah satu diantaranya kekecewaan terhadap Presiden Jokowin yang awalnya diharapkan membawa perubahan bagi bangsa ini. Namun, Sepanjang tujuh bulan terakhir tanda perubahan itu belum juga terlihat signifikan.

Malah, kata dia, yang tampak ketegangan politik dan gesekan dianatar lembaga-lembaga pemerintahan. Diantaranya antara KPK dan Polri serta Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial, lalu Kemenpora dan PSSI.

Selain itu, kinerja kementerian juga dinilai tak optimal. Bahkan beberapa kementerian belum tuntas melakukan restrurisasi, sehingga peforma pemerintahan sampai saat ini masih mengecewakan.

"Rakyat banyak ingin perubahan yang cepat dan terasa. Namun pemerintah ternyata tidak mampu memenuhinya. Rakyat kecil malah harus menghadapi kesulitan ekonomi karena harga-harga bahan pokok naik akibat kenaikkan harga BBM," tandasnya di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (18/5/2015).

Karena itu, tegas dia, HMI mendesak Presiden Jokowi menjaga stabilitas politik, tidak membiarkan penumpang gelap di dalam pemerintahan yang membawa agenda berbeda. Bahkan melangkahi hak presidensial.

"HMI meminta Para anggota kabinet agar lebih fokus berkerja, mengurangi pencitraan dan kontroversi serta mempercepat penyerapan anggaran dan belanja pemerintahan agar perekonomian yang kini lesu bisa segera bergairah dan pulih kembali," tegas Arief.

Selain itu, HMI juga mendesak Presiden Jokowi menjaga stabilitas ekonomi. Ditegaskan, pemerintah harus ekstra hati-hati saat menaikkan harga BBM, Tarif Dasar Listrik dan gas elpiji. Pasalnya, ketiga kebutuhan pokok ini sangat mempengaruhi kehidupan rakyat banyak secara langsung.

"Karena itu setiap kenaikkan harga harus menyesuaikan dengan daya tahan dan psikologis mayarakat," cetusnya.

Lebih lanjut dia menegaskan bahwa HMI meminta Presiden Jokowi mengarus-utamakan pemuda dalam kebijakan pembangunan manusia. Dengan jumlah pemuda usia 16-30 tahun sekitar 64 juta jiwa, imbuhnya, mereka merupakan tulang punggung dalam pemanfaatan bonus demografi.

"Presiden harus memimpin langsung kordinasi strategis linta kementerian dan lemebaga dalam pengarus-utamaan pembangunan pemuda dengan membuat kebijakan yang terencana, menyeluruh dan berkelanjutan," tandasnya.

Tetap Lakukan Aksi

Pertemuan dengan Presiden Jokowi, tidak menyurutkan niat kader HMI se-Indonesia dan mahasiswa untuk mengadakan aksi pada 20 Mei mendatang.

Arief bilang PB HMI tetap menyerukan kepada seluruh kader HMI beserta organisasi mahasiswa untuk turun ke jalan pada peringatan gerakan reformasi pada 20 Mei mendatang.

"Ini untuk memperingati gerakan reformasi, menyerukan tuntutan perbaikan dan menjaga gerakan mahasiswa tetap menjadi garda depan gerakan moral-intelektual dalam mengawal jalannya pemerintahan demokratis," cetusnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan