Korupsi KTP Elektronik
Saat Ganjar Pranowo Diperingati Setya Novanto Agar Tidak Galak Terkait e-KTP
Novanto yang saat itu sebagai ketua fraksi Partai Golkar meminta agar Ganjar lunak saat pembahasan e-KTP.
Penulis:
Eri Komar Sinaga
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui pernah mendapat 'peringatan' dari Setya Novanto terkait pembahasan penerapan KTP elektronik atau e-KTP.
Novanto yang saat itu sebagai ketua fraksi Partai Golkar meminta agar Ganjar lunak saat pembahasan e-KTP.
"Yang kaitannya dengan e-KTP itu tidak pernah. Seingat saya waktu ketemu di Bandara Ngurai Rai secara tidak sengaja dia sampaikan soal e-KTP itu," kata Ganjar saat bersaksi untuk terdakwa Andi Agustinus alias Andi Narogong di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (13/10/2017).
Ganjar mengaku tidak tahu sebab Novanto berpesan agar tidak galak. Politikus PDI Perjuangan itu menganggap dirinya bukanlah sebagai sosok yang galak.
"Enggak tahu. Kayanya saya enggak galak deh," kata dia. Walau demikian, Ganjar mengatakan tidak pernah bertemu dengan Novanto untuk membahas e-KTP. Saat itum, Ganjar menjabat sebagai wakil ketua Komisi II DPR RI yang bermitra dengan Kementerian Dalam Ngeri.
Sekadar informasi, Andi Narogong adalah terdakwa korupsi e-KTP tahun anggaran 2011-2013. Andi disebut adalah orang dekat Setya Novanto pada kasus yang merugikan keuangan negara Rp 2,3 triliun itu.
Baca: Pengelolaan Perguruan Tinggi Sudah Jadi Ladang Bisnis Transaksional
Andi Agustinus alias Andi Narogong didakwa bersama-sama dengan Irman, Sugiharto, Isnu Edhi Widjaya, Diah Anggraini, Setya Novanto, dan Drajat Wisnu Setiawan terkait pengaturan proses pengganggaran dan pengadaan e-KTP tahun anggaran 2011-2013.
Isnu Edhi Wijaya selaku ketua konsorsium Percetakan Negera RI dan Drajat Wisnu Setiawan selaku ketua panita lelang barang dan jasa di lingkungan Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil, Diah Anggraini adalah bekas sekretaris jenderal Kementerian Dalam Negeri dan Novanto saat itu adalah ketua fraksi Partai Golkar.