Soal Dugaan Persekusi di Area Car Free Day, Muhaimin: Berpolitik Lah yang Happy, Tidak Ada Sentimen

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar menanggapi peristiwa dugaan persekusi terhadap seorang wanita dalam kegiatan Car Free Day (CFD), Minggu (29/4/2018).

Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut mengatakan perbedaan pandangan politik merupakan bagian dari inspirasi dan aspirasi masyarakat.

Baca: ReJo Deklarasi Dukungan Terhadap Jokowi Sebagai Calon Presiden 2019

Menurut dia, seharusnya seseorang atau kelompok tidak memaksakan kehendak kepada orang lain yang tidak sejalan dengan pandangannya.

"Ya itu inspirasi, jadi biarkan aspirasi itu tidak menodai siapapun. Begitu juga yang ingin mempertahankan pak Jokowi seperti saya, juga harus dihormati," ungkap Cak Imin saat ditemui dikawasan Panahan Senayan, Jakarta, Minggu (6/5/2018).

Baca: Survei INES Klaim 67,3 Persen Responden Ingin Presiden Baru Pada 2019

Sebagai negara demokrasi, sikap saling menyakiti dan memaksakan kehendak tidak dibenarkan.

Menurut pria yang akrab disapa Cak Imin tersebut, lebih baik pandangan diungkapkan dengan nyanyian ataupun dengan lagu dan pantun, tapi bukan dengan perbuatan yang indikasinya seperti memaksa.

Politikus PKB itu menyesalkan kejadian yang terjadi dalam CFD.

Baca: Bisnis Prostitusi Online Via WeChat Terungkap di Apartemen Kalibata, Polisi Ringkus Papi dan Maminya

Ia sangat setuju jika sarana seperti CFD tersebut dijadikan sebagai ajang berbahagia, kalaupun berpolitik, tidak menyinggung sesuatu yang sifatnya sentimentil untuk masyarakat Indonesia.

"Kita sesalkan ya. Saya sangat setuju CFD menjadi sarana happy. Kalo toh berpolitik, berpolitik lah yang happy saja, tidak ada semacam sentimen-sentimen. Karena pada dasarnya CFD itu cair," katanya.