Fahri Hamzah Puji Pemagang Indonesia di Jepang, Pulang Jadi Entrepreuner
Fahri Hamzah (46) memuji para pemagang Indonesia yang ada di Jepang, umumnya pulang ke Indonesia jadi Entrepreuner,
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Fahri Hamzah (46) memuji para pemagang Indonesia yang ada di Jepang, umumnya pulang ke Indonesia jadi Entrepreuner, melanjutkan kerja dengan baik di Indonesia dengan pengalaman kerja di Jepang.
"Jepang memiliki terminology magang dan pekerja migran. Kalau kerja magang boleh pilih lanjut atau pulang. Dalam 10 tahun terakhir ini skeitar 70.000 pemagang Indonesia ke Jepang dan 50.000 pemagang telah pulang dan umumnya menjadi Entrepreuner di Indonesia," papar Fahri kepada Tribunnews.com kemarin (5/11/2018).
Kini menurutnya, tidak boleh ada orang bekerja tanpa kontrak tanpa dokumen hitam putih di dalamnya termasuk perlindungan diri dan keluarga setelah pulang ke Indonesia.
"Dulu kembali ke keluarga terutama yang kerja di Timur Tengah terasa seperti diperas lalu dibuang. Terjadi disorientasi kebingungan. Kita lawan kini dengan UU yang baru, saat pulang mereka dapat asuransi untuk lanjutkan hidupnya dengan baik di Indoensia," paparnya lagi.
Baca: Fahri Hamzah: Bila Prabowo Jadi Presiden, Mau Jemput Pulang Habib Rizieq ke Arab Saudia, Itu Hak Dia
Bagi pekerja Indonesia yang ada di Jepang dan bisa diperpanjang, "Hal itu jadi satu window of opprtunity baru bagi migrant, ada model kerjasama yang sangat fungsional yang transformasi menjadi Entrepreuner."
Sedangkan tenaga kerja di Taiwan dan HongKong pada dasarnya mengeluh kurang disiapkan.
"Jangan ngeluh. Jumlah tenaga kerja di Taiwan dan HongKong banyak sekali bisa sampai seperempat juta. Mereka komplain standar rendah katanya. Coba atasi standar tersbeut dengan baik. Daripada bayar agen tenaga kerja swasta, mendingan siapkan aprentis pemagangan yang dibiayai oleh mereka."
Dalam pengaturan pos biaya dalam persiapan pemerintah juga diminta Fahri agar tak boleh pasif terhadap private
"Nanti tenaga kerja diambil swasta seperti jual beli manusia saja."
Jadi sebaiknya dalam perekrutan tenaga kerja HongKong dan Taiwan sebaiknya gabung antara swasta dan pemerintah, sehingga bisa lakukan secara masif pemagangan di luar negeri, tambahnya.
UU pekerja migran Indonesia mulai masa persiapan implementasi setelah kerja adalah the best dan lubang-lubang tertutup semua.
"Namun ada satu isu besar yaitu kegagalan kita membuat single social identity number (SIN), karena terbelenggu dengan kasus e-KTP."
Ribut terus seolah tidak beres sehingga dampak ke semua sektor bahkan sampai ke bagian pemilihan umum.
"Kita perlu tangan besi selesaikan dulu e-KTP. Kalau selesai, satu orang akan punya hanya satu nomor saja. Jadi kita bis atahu kalau ada rekrutmen siapa saja yang ke luar dari desanya dan sebagainya. Jangan seperti sekarang satu orang masih ada yang memiliki berbagai identitas."