Cerita Ade Armando Tentang RA, Mahasiswi Pasca Sarjana yang Diduga Alami Pelecehan Seks Pejabat BPJS
Ade Armando, dosen di Universitas Indonesia yang juga mengajar di kampus RA kuliah pasca sarjana, mengaku tahu keseharian RA selama di kampus.
Penulis:
Amriyono Prakoso
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisah RA (27), mahasiswa program pasca sarjana di sebuah perguruan tinggi di Tangerang yang mengaku mengalami pelecehan seksual berkali-kali dari anggota Dewan Pengawas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan berinisial SAB, terus bergulir.
Sejak konferensi pers yang digelar beberapa hari lalu di Jakarta, beragam tanggapan dan reaksi masyarakat menyeruak.
Ade Armando, dosen di Universitas Indonesia yang juga mengajar di kampus RA kuliah pasca sarjana, mengaku tahu keseharian RA selama di kampus.
Kepada Tribunnews, Ade Armando mengatakan, selama berada di dalam kelas, tidak pernah menunjukkan sesuatu yang aneh. Hal itu, dijelaskan oleh Dosen RA, Ade Armando yang mengajar RA di kelas Pascasarjana salah satu Universitas di Tangerang.
Ade Armando juga mengatakan, RA merupakan sosok yang baik dan pendiam selama di kelasnya mengajar. Ia memiliki beberapa teman baik yang selalu bersamaan usai kelas berlangsung.
Baca: Peraturan Menteri Perdagangan yang Baru: Gerai Waralaba Tidak Akan Dibatasi Lagi
"Setahu saya, dia baik. Memang pendiam, tapi punya beberapa teman yang sering kumpul kalau selesai kuliah. Tidak ada yang aneh sih," kata Ade Armando saat ditemui di Kantor Bareskrim Jakarta, Rabu (2/1/2019).
Sepengetahuan dirinya, kehidupan RA hanya kuliah dan bekerja di BPJS. Ia tinggal sendiri di sebuah apartemen murah di kawasan Pluit, Jakarta Utara seharga Rp 1,5 juta per bulan.
Baca: Eni Maulani Berharap Ignasius Jonan dan Marcus Mekeng Jadi Saksi Kasusnya di Persidangan
"Dia tinggal sendiri. Orangtuanya jauh juga soalnya," katanya.
Kendati demikian, RA akhirnya mengungkapkan semuanya kepada Ade bahwa ia telah menjadi korban pelecehan seksual. Ade pun baru mengerti, dibalik diamnya RA, ada kesedihan yang disembunyikan rapat-rapat.
"Setelah itu, saya membaca literasi mengenai perkosaan. Saya baru dapati jika RA ini tipe perempuan yang menyembunyikan kesedihannya. Dia berpura-pura tidak ada apa-apa," urainya.
Ade Armando mengatakan hal itu juga yang menjadi salah satu faktor keinginan RA untuk mengakhiri hidupnya. "Dia merasa tidak ada lagi yang bisa menolong dan membantunya menyelesaikan masalah. Jadi, sempat ada keinginan untuk bunuh diri," lanjutnya.
Seperti diketahui, berdasar penuturannya di konferensi pers, RA disetubuhi oleh SAB sebanyak empat kali setiap kali RA mengikuti agenda kegiatan SAB dalam serangkaian acara kunjungan kerja ke luar kota. RA berstatus tenaga kontrak asisten ahli Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan. Dia masuk setelah adanya lowongan dalam Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaaan.
Perkosaan pertama terjadi 23 September 2016 oleh SAB saat mendampingi kunjungan kerja SAB di Pontianak, disusul perbuatan kedua pada 9 November 2016, RA disetubuhi secara paksa oleh SAB saat kunjungan kerja di kota Makassar.
Pada 3 Desember 2017 SAB kembali meniduri korban secara paksa untuk yang ketiga kalinya ketika SAB melakukan kunjungan kerja di Kota Bandung dan terakhir dilakukan pada 16 Juli 2018 SAB kembali meninduri SA secara paksa di Jakarta.