Selasa, 19 Agustus 2025

Sujiwo Tejo Menyebut Adanya Zaman Kalabendu dan Punokawan yang Mengakhiri Goro-goro

Budayawan Sujiwo Tejo menyebut akan datangnya zaman Kalabendu, Kamis (7/2/2019).

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Budayawan dan seniman, Sujiwo Tejo menyampaikan deklarasi budaya di kampus Universitas PGRI Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/10/2014). Dalam deklarasinya, Sujiwo Tejo menyampaikan perkembangan budaya di era modern. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan) 

TRIBUNSOLO.COM - Budayawan Sujiwo Tejo menyebut akan datangnya zaman Kalabendu, Kamis (7/2/2019).

Dalam catatan Tribun, zaman Kalabendu juga sering disebut sebagai zaman Edan.

Zaman tersebut merujuk pada perpaduan ramalan Prabu Jayabaya dan Ranggawarsita.

Di mana disebutkan, di zaman ini segala kebaikan dan kebenaran akan dinyatakan, sedang segala bentuk kebusukan dan kemunafikan akan terungkap.

Disebutkan bahwa di mana di zaman ini juga ditandai akeh janji ora ditetepi, akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe – banyak janji yang tidak ditepati, bahkan berani melanggar sumpahnya sendiri.

Di zaman Kalabendu ini salah satunya juga ditandai dengan terkuaknya sing becik ketitik sing ala ketara, orang baik akan tampak, orang jahat akan terungkap segala kejahatannya sebagai karma atas perbuatannya.

Namun kita tidak tahu dan tidak menghakimi mana yang baik dan yang jahat.

Oleh Sujiwo Tejo disebutkan dalam pewayangan ada segmen Goro-goro atau zaman Kalabendu.

Di saat Goro-goro terjadi, para pandito bergabung dengan ratu.

Dalam kata lain dijelaskan oleh Sujiwo Tejo, pandito adalah sebutan lain dari ulama.

BACA HALAMAN SELANJUTNYA >>>

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan