Selasa, 2 September 2025

Kisah Satgas Yonif PR 328 Selamatkan Warga Kampung Mosso Papua yang Kesulitan Persalinan

Tim Kesehatan Satgas Yonif PR 328 berhasil menyelamatkan warga kampung Mosso, Papua, Rose (19) yang menjalani proses persalinan prematur.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Dispenad
Tim Kesehatan Sargas Yonif PR 328 berhasil menyelamatkan warga kampung Mosso, Papua, Rose (19) yang menjalani proses persalinan prematur. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kesehatan Satgas Yonif PR 328 berhasil menyelamatkan warga kampung Mosso, Papua, Rose (19) yang menjalani proses persalinan prematur.

Dansatgas Pamtas Yonif PR 328/Dgh Kostrad menceritakan, kejadian bermula ketika Sekretaris Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Jayapura (Yessi, suami Rose) meminta tolong kepada Satgas untuk membantu persalinan prematur yang dialami istrinya.

"Menurut laporan anggota dan Pos Satgas Lettu Arm Ilham, Yessi datang sekitar pukul 03:00 WIT, dan meminta bantuan atas proses persalinan prematur yang dialami istrinya, Rose," ungkapnya dalam rilis tertulis yang diterima Tribunnews.com, Minggu (16/6/2019).

Ia mengatakan, ketika personel melihat langsung, ternyata kondisi bayi dalam keadaan terbalik.

"Yang keluar itu kaki bayi dahulu dari rahim sang Ibu. Dalam kondisi itu, Rose mengalami kesulitan dalam melahirkan bayi yang menurut bapaknya Prematur. Ini tidak hanya membahayakan bayi saja, namun juga keselamatan sang ibu. Alhamdulilah saat itu proses persalinan berjalan dengan lancar dan keduanya selamat," kata Erwin.

Baca: Kisah Kakak Ipar Paksa Adiknya yang Masih di Bawah Umur Berhubungan Intim di Kebun Sawit

Baca: Intip Sederet Foto Anggota Girl Squad di Acara Tunangan Jessica Iskandar

Baca: Cara Bikin Pipi jadi Tirus, Ikuti Langkahnya dan Lakukan dengan Rutin

Baca: Airlangga Hartarto Dinilai Pantas Kembali Jadi Ketua Umum Partai Golkar, Berikut Alasannya

Namun, kata Erwin, tak lama kemudian, kondisi bayi memburuk, sehingga oleh personel Satgas segera di bawa ke Rumah Sakit (RS) Kota Barat.

"Bayi laki-laki itu, didiagnosa perawat mengalami hipotermia dan kekurangan oksigen, sehingga nasibnya tidak tertolong. Dimungkinkan karena proses persalinannya yang prematur dan kondisi sungsang," jelasnya.

Erwin mengatakan, dalam proses persalinan yang tidak normal, kemudian sang bayi meninggal karena mengalami hipotermia.

"Sementara itu, Ibu Rose, kondisinya sehat dan dalam poses pemulihan," tambahnya.

Erwin mengatakan, dari berbagai informasi yang diperolehnya, hipotermia atau permasalahan pada bayi yang baru lahir disebabkan karena proses peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin.

"Dari beberapa referensi yang saya baca, saat pertama kali bayi keluar dari rahim, merupakan kondisi kritis karena memerlukan berbagai perubahan biokimia dan Faali," kata Erwin.

"Dimana peredaran darah melalui plasenta digantikan fungsi paru-paru, berfungsinya saluran cerna untuk menyerap makan, berfungsinya ginjal mengeluarkan bahan tidak terpakai untuk mempertahankan homeostatis kimia darah, fungsi hati menetralisir dan mengekresi racun dalam tubuh, serta lain sebagainya," tambah Erwin.

Menurutnya, saat itu kondisi awal bayi itu sangat rentan dan memerlukan perhatian dan perlakuan khusus.

"Apalagi jika sang bayi dilahirkan prematur. Sesungguhnya kondisi mereka masih belum siap dengan perubahan-perubahan tadi," tegasnya .

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan