Pemilu 2014
Ginandjar: Ancaman Prabowo Adalah Threshold 20 Persen
Popularitas Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memang cukup besar di Indonesia
Editor:
Sanusi
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Popularitas Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memang cukup besar di Indonesia. Tetapi bagaimana hasil pemilu calon legislatif mendatang tidak ada yang tahu saat ini.
Demikian terhadap Jokowi yang banyak dibicarakan akan menjadi calon presiden.
"Kalau PDIP saat pileg mendapatkan suara lemah, maka bisa terjadi krisis dengan Jokowi. Memang yang muncul di berbagai survei Jokowi paling populer. Tapi siapa yang disurvei? Apa betul disurvei sampai ke pedalaman, kan hanya kota besar saja," kata Ginandjar Kartasasmita (72), kepada Tribunnews.com, Senin (10/3/2014).
Ginandjar masih ingat saat pemilu 2004 di mana Megawati di atas Susilo Bambang Yudhoyono saat dilakukan berbagai survei. Kenyataan SBY yang menjadi Presiden. Demikian pula saat Foke di survei paling tinggi popularitas ternyata Jokowi yang jadi Gubernur.
"Belum mutlak kalau cuma melihat survei saja. Sementara Jokowi sendiri dianggap Ginandjar masih perlu membuktikan kalau dia seorang negarawan. Sepertinya tak ada statement darinya sebagai negarawan di semua media massa. Masih lebih baik Ahok yang banyak komentar banyak keputusan, meskipun sekarang masih belum kelihatan leadershipnya. Tetapi dia berani ambil keputusan. Ambil policy mengenai Jakarta. Tapi Jokowi tak terlihat tuh," katanya.
Di dalam debat capres kalau Jokowi dicapreskan, dia akan menghadapi Ical, Prabowo dan sebagainya yang memang pintar dan bicara bagus. "Ancaman Prabowo bukan Amerika Serikat, seandainya mereka mendaftarhitamkan Prabowo tapi Prabowo jadi Presiden juga Amerika pasti akan mau menerimanya, mau menghormatinya. Ancaman kepada Prabowo justru threshold 20 persen itu apakah bisa dia mencapainya?" kata Ginandjar.
Tetapi apabila Gerindra bisa mencapai dekat-dekat 20 persen kan bisa aman dengan berkoalisi partai lain. Dan Prabowo memang juga belum tentu kalah bersaing dengan Jokowi.
"Apalagi dia kaya raya punya uang," tambahnya lagi.
"Mengenai Wapres, Ginandjar berharap sekali harus orang yang punya pengalaman kenegaraan dan punya pengalaman. Kalau tidak demikian repot deh nanti apabila memang Presidennya adalah Jokowi," katanya.