Pilpres 2019
Bantah NU Ancam Jokowi Jika Pilih Mahfud MD, Cak Imin : Yang Salah yang Ngasih Judul
Ia menegaskan tak pernah ada ancaman dari pihaknya. Ia pun mengatakan hal ini bisa terjadi lantaran berita yang beredar memiliki judul yang salah
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, membantah NU mengancam Jokowi bila memilih Mahfud MD sebagai cawapres.
Ia menegaskan tak pernah ada ancaman dari pihaknya. Ia pun mengatakan hal ini bisa terjadi lantaran berita yang beredar memiliki judul yang salah.
Baca: Soal Ancaman yang Dilontarkan Mahfud MD, Putri Gus Dur Ungkap Sosok Maruf Amin Sebenarnya
"Yang sudah, ya sudahlah. Semua proses biasa, apalagi kalau kita telusuri berita NU mengancam itu kalau dibaca kan enggak ada mengancam. Berita itu isinya hanya mengatakan bahwa masyarakat NU bisa tidak bertanggung jawab apabila yang dipilih bukan kader NU. Tidak ada sama sekali kalimat mengancam," ujar Cak Imin, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018).
"Nah, kemudian dikasih orang judul mengancam. Yang salah siapa? Yang salah yang ngasih judul. Siapa yang ngasih judul? Ya teman temanlah (media, -red)," imbuhnya.
Ia menjelaskan sebuah hal yang wajar terkait adanya jegal-menjegal dalam dinamika politik. Contohnya, kata dia, terkait pemilihan ketua Anshor saja mengalami banyak kegaduhan. Apalagi terkait Pilpres 2019.
Di sisi lain, Cak Imin bercerita juga bahwa dirinya lah yang paling kecewa atas politik yang terjadi pada pengumuman cawapres Jokowi.
Sebab, ia mengaku telah mempromosikan dirinya sebagai cawapres dengan cara memasang banyak iklan di berbagai wilayah.
Baca: Suap PLTU Riau-1, KPK Panggil Dua Kepala Divisi PT PLN
"Beginilah takdir Tuhan lebih berkuasa daripada apapun usaha manusia. Jegal menjegal itu ada yang namanya dinamika. Jangankan pilpres, pemilihan ketua Anshor saja ramainya minta ampun, apalagi pilpres. Jadi wajar-wajar aja dinamika itu terjadi," jelasnya.
"Saya sendiri orangnya paling kecewa sebetulnya, tapi kan sudah saya pasang bilboard di mana-mana, itu kan takdir. Itu usaha memang wajib dilakukan, tapi takdir di tangan Tuhan. Oleh karena itu, semuanya kita kembali bersatu. Kita syukuri Pak Jokowi-KH Ma'ruf adalah simbul nasionalis agamais, agamais nasionalis. Ini cita-cita saya," pungkasnya.