Kamis, 18 September 2025

Pilpres 2019

KBRI Berharap Masyarakat Indonesia di Jepang Memelihara dan Menjaga Ketenangan

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jepang berharap agar masyarakat Indonesia yang berada di Jepang bisa menjaga dan memelihara ketenangan.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Para pemagang Indonesia di Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang berharap agar masyarakat Indonesia yang berada di Jepang bisa menjaga dan memelihara ketenangan.

Imbauan ini disampaikan KBRI menyusul semakin panasnya suasana kampanye pilpres di Jepang akhir-akhir ini.

"Kita memang memperhatikan hal tersebut. Tapi tidak melakukan pendekatan karena kita menghormati masing-masing pihak, supaya tenang. Dan berharap masing-masing pihak bisa menjaga dan memelihara situasi ketenangan serta saling menghormati prinsip masing-masing," ungkap sumber Tribunnews.com di KBRI Tokyo, Selasa (11/12/2018).

Kelompok tertentu di Jepang berusaha memancing kelompok lain dengan pengibaran bendera salah satu organisasi yang telah dilarang pemerintah Indonesia di berbagai tempat.

Terakhir tanggal 8 Desember lalu pengibaran bendera tersebut oleh sejumlah ibu-ibu dan seorang anak kecil di dalam kereta api di Jepang, lalu diposting di media sosial Facebook.

Postingan tersebut menimbulkan banyak komentar dari kelompok lain, sehingga suasana pro dan kontra muncul keras di media sosial khususnya yang diikuti warga Indonesia yang ada di Jepang.

Baca: Cerita Jimmy Selamat dari Penembakan KKB: Pura-pura Mati Setelah Diberondong Tembakan

"Kita juga berusaha memonitor semua hal tersebut karena terkait terorisme, apalagi mengenai organisasi terlarang oleh pemerintah Indonesia. Tinggal waktunya saja diciduk nantinya apabila sampai menimbulkan keributan di Jepang," jelas sumber Tribunnews.com dari pihak intelijen Jepang.

Kegaduhan itu bahkan adalah sebuah kelompok yang mendatangi rumah seorang WNI di Jepang, melakukan teror ke rumah tersebut antara lain telepon berulang kali dan menekan bel rumahnya.

"Bahkan saya sudah laporkan ke polisi Jepang beserta bukti-buktinya," ungkap korban kepada Tribunnews.com.

"Apa yang saya takutkan akhirnya terjadi juga. Ada kejadian pemukulan kepada seorang WNI oleh pihak Jepang dan dia yang dipukul sudah saya minta agar menghindar saja supaya tidak lebih besar lagi masalahnya," tambah korban itu lebih lanjut.

Pengibaran bendera HTI di Balai Indonesia (Balai Indonesia milik KBRI) juga terjadi tanggal 2 Desember sejalan dengan acara Pengajian Tablig Akbar Ustad Bendri.

Baca: Ketua Ikatan Perawat Muslim Jelaskan Soal Foto Pengibaran Bendera di Jepang

Seorang provokator diketahui bekerja di sebuah perusahaan Jepang sebagai perekrut tenaga kerja Indonesia.

"Dia selalu provokasi ke orang lain untuk membawa bendera HTI tapi dia sendiri tidak mau pegang takut kena masalah," ungkap sumber Tribunnews.com yang sempat jadi korban teror.

Belum lama ini juga terjadi pengibaran spanduk 212 dan kampanye ganti presiden pun terjadi di Kota Hamamatsu Perfektur Shizuoka beberapa kali.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan