Pilpres 2019
Ma'ruf Amin Libatkan Jaringan NU Kultural dan Struktural untuk Menang di Kalsel
Ma'ruf tak ingin kekalahan itu terulang di Pilpres 2019. Ia menargetkan kemenangan dengan perolehan suara di atas 60 persen.
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN -- Pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin ingin menang dengan raihan suara minimal 60 persen di wilayah Kalimantan Selatan pada pemilihan presiden 2019.
Pada Pemilu 2014, Jokowi kalah tipis dari Prabowo di Kalimantan Selatan. Jokowi mendapat 939.748 (49,95%), sementara Prabowo 941.809 (50,05%).
Ma'ruf tak ingin kekalahan itu terulang di Pilpres 2019. Ia menargetkan kemenangan dengan perolehan suara di atas 60 persen.
"Pokoknya di atas 60 persen lah," ujar Ma'ruf di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (26/1/2019).
Baca: Bebas dari Penjara Ahok Jadi YouTuber, Ernest Prakasa: Bentar Lagi Rumahnya Digrebeg
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu akan melibatkan jaringan Nahdlatul Ulama (NU) di Kalimantan Selatan. Dari kultural, struktural, hingga jaringan di pesantren-pesantren.
"Jadi struktur NU, kultural kiai kampung dan juga pimpinan pesantren yang punya basis dan dukungan besar di masyarakat," imbuh Ma'ruf.
Ma'ruf sempat bersilaturahmi dengan para pengurus Nahdlatul Ulama se-Kalimantan Selatan. Pertemuan yang berlangsung di satu hotel di Banjarmasin itu, ucap Ma'ruf, dalam rangka konsolidasi pemenangan Jokowi-Ma'ruf.
Baca: Yusril Jawab Kritik Mahfud MD dengan Ungkit Penentuan Cawapres Jokowi
"Untuk mengkonsolidasi, mematangkan, mengintensifkan gerakan untuk memenangkan Pak Jokowi dengan saya," tutur Ma'ruf.
Ma'ruf berujar para pengurus NU dari tingkat provinsi, daerah, hingga cabang memiliki komitmen yang tinggi untuk menyosialisasikan keberhasilan dan rekam jejak Jokowi-Ma'ruf. Para pengurus NU berjanji terjun ke basis-basis, ranting ke bawah, dan dari rumah ke rumah.
Di tempat yang sama, Ma'ruf juga menghadiri deklarasi dukungan dari Milenial Religius Center (MRC) dan Relawan Santri Borneo di Kalimantan Selatan.
Pada pertemuan itu, Ma'ruf menyampaikan, bahwa kalangan milenial tidak hanya sekadar dimanfaatkan untuk meraup suara.
"Tapi juga mengajak mereka untuk menyampaikan gagasan, ide, dan kita ingin mereka ikut bersama-sama karena mereka adalah pelanjut daripada generasi yang melanjutkan membangun negara ini," tutur Ma'ruf.