Sabtu, 23 Agustus 2025

Pilpres 2019

Yakin Prabowo Menang, Gerindra Ajak Parpol Pendukung Jokowi Bergabung

Andre Rosiade mengaku belum memikirkan sama sekali soal kesempatan bergabung dengan partai pendukung pemerintah.

Tangkap Layar Youtube Najwa Shihab
Andre Rosiade. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi terbuka apabila partai politik opisisi ingin bergabung dengan partai politik pendukung pemerintah di periode 2019-2024.

Partai politik opisisi yang diutamakan adalah yang dipimpin Prabowo Subianto, yakni Gerindra.

Dikutip TribunJakarta.com dari Kompas.com, Jokowi mengaku membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin bekerja sama membangun Indonesia.

“Saya terbuka kepada siapa saja yang ingin bekerja sama untuk mengembangkan dan membangun negara bersama,” ujar Jokowi saat ditanya spesifik mengenai kemungkinan masuknya Gerindra ke koalisi pendukung pemerintah.

“Sangat tidak mungkin bagi kami untuk membangun negara sebesar Indonesia sendirian. Kami membutuhkan kerja bersama,” lanjutnya.

Baca: Penjelasan Polisi Soal Video Viral Perobohan Rumah di Malang, Apakah Benar Isu Perselingkuhan?

Baca: Mantan MasterChef Indonesia Bongkar Sifat Asli 3 Juri, Ini Yang Kata Mama Lita Bermulut Pedas

Baca: Rudal Houthi Sasar Bandara Abha Arab Saudi, Lukai 26 Orang

Baca: Syifa Hadju Ngaku Sering Dikomporin untuk Balikan dengan Angga Yunanda

Baca: 5 Zodiak Ini Tak Sudi Balikan dengan Mantan, Capricorn Tidak Punya Waktu Basa-basi

Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade, kemudian memberikan tanggapannya terkait pernyataan Jokowi itu.

Ia mengatakan Gerindra saat ini tengah fokus menyiapkan persidangan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Andre Rosiade mengaku belum memikirkan sama sekali soal kesempatan bergabung dengan partai pendukung pemerintah.

"Ya fokus kami sekarang masih di MK. Kami fokus menghadapi gugatan yang akan kami ajukan ke MK. Belum terpikir sedikitpun soal bergabung," ujar Andre Rosiade dikutip TribunJakarta.com, pada Kamis (13/6/2019).

Andre Rosiade malah meyakini Prabowo Subianto yang akan memenangkan sidang sengkata Pilpres 2019 di MK.

Ia lantas mengatakan jika hal tersebut terjadi, maka pihaknya yang akan mengajak Jokowi bergabung bukan sebaliknya.

"Kami yakin Insya Allah Pak Prabowo yang menang di MK. Nanti kami yang mengajak koalisi ke kami. Bukan kami diajak ke sana. Tapi Insya Allah kami yang mengajak mereka gabung ke kami nanti setelah (sidang) MK," lanjut dia.

Andre Roside menilai wajar pernyataan Jokowi tersebut.

Andre mengatakan jika menang di MK, Jokowi tentu ingin koalisi pemerintahannya ke depan sangat kuat.

Karena itu, ia menilai Jokowi ingin terus menambah kekuatan di dalam koalisinya ke depan agar pemerintahan berjalan efektif.

"Beliau merasa sebagai pemenang. Tentu beliau ingin mengajak teman-teman. Saya rasa itu hal biasa dalam politik. Bahwa ingin menambah teman di koalisi, di barisan. Hal itu yang biasa dalam politik untuk menambah kekuatan ya. Kami maklumi, itu hak beliau," tutur Andre.

Baca: Putus Cinta Lagi, Syifa Hadju Ngaku Masih Jomblo

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini 13 Juni 2019: Taurus Kabar Buruk, Sagitarius Pesonamu Bikin Dia Jatuh Hati

Baca: Susahnya Jadi Jurnalis di Indonesia Setahun Terakhir

Soal Usul Pembubaran Koalisi, Andre Rosiade Singgung Kursi Menteri di Reshuffle Kabinet 

Andre Rosiade mengaku bingung dengan usul pembubaran koalisi oleh Wasekjen Demokrat, Rachland Nashidik.

Sebelumnya Rachland Nashidik sempat mengusulkan pembubaran koalisi di laman Twitter resminya. 

Adanya usulan pembubaran koalisi itu  lantas mendapatkan tanggapan dari Andre Rosiade. 

Melansir program acara Kompas Pagi di kanal YouTube Kompas Tv pada Selasa (11/6), Andre Rosiade menuturkan koalisi kubu Prabowo - Sandiaga Uno masih dibutuhkan.

Koalisi tersebut dibutuhkan karena pihak mereka tengah dalam proses gugatan hasil pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi.

Tak hanya itu, menurut Andre Rosiade, saat ini kondisi koalisi kubu Prabowo-Sandiaga juga masih solid.

"Koalisi Indonesia Adil dan Makmur masih solid bersama-sama BPN untuk mempersiapkan materi gugatan dan lain-lain," jelas Andre Rosiade.

Dengan adanya koalisi yang masih dibutuhkan tersebut maka Andre Rosiade bingung dengan usul pembubaran koalisi oleh Wasekjen Demokrat.

"Saya juga bingung kenapa Rachland Nashidik mengeluarkan pernyataan itu," aku Andre Rosiade.

Andre Rosiade menilai, usulan pembubaran koalisi oleh Rachland Nashidik mungkin saja dilontarkan karena berharap mendapatkan kursi menteri di reshuffle kabinet Juni dan Juli 2019.

"Mungkin saja Bang Rachland Nashidik ingin sekali keluar dari koalisi dengan harapan mendapatkan kursi menteri di bulan Juni - Juli 2019 ini," tutur Andre Rosiade.

Kendati demikian, Andre Rosiade mempersilahkan wartawan untuk menanyakan langsung ke Rachland Nashidik.

"Silahkan tanyakan ke beliau. Yang jelas BPN Prabowo-Sandi dan partai koalisi yang lain masih merasakan koalisi ini dibutuhkan untuk mengawal proses gugatan di MK," jelas Andre Rosiade.

Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan