Ramadan 2019
Hikmah Ramadan - Makna Rahman Dan Rahim Dalam Surat Al Fatihah
Belas kasih ini searah, orientasinya memberi secara mutlak, tanpa melihat sifat-sifat yang ada pada yang diberi.
Editor:
Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Al-Fatihah adalah surat pertama dalam Alquran. Pada saat yang sama, Al-Fatihah adalah pembuka kitab wujud, dan Allah menjadikannya kuncinya.
Disebut juga ibunya Alquran, karena ibu adalah lokus perwujudan. Dan Alquran selebihnya adalah wujud itu.
Sedang basmalah adalah pembuka/awal dari Al-Fatihah. Proses penciptaan, yang dibuka dengan Al-Fatihah, diawali dengan basmalah ini. Dengan nama “Allah” bermulalah penciptaan.
“Allah” adalah al-ism al-jaami (Nama Penggabung) seluruh nama Allah. Di dalamnya ada juga sifat-sifat keras (jalaliyah) Allah yang menakutkan, selain sifat-sifat jamaliyah-Nya yang indah dan memesona – utamanya adalah sifat kasih-sayang itu.
Demikianlah, dalam Alquran, Allah terkadang menampilkan sifat-sifatNya yang menakutkan ini.
Maka, terkait dengan ini, bismillah yang ada/mengawali setiap surat – kecuali dalam Surat Al-Tawbah, yang digantikan dengan penyebutan di tengah Surat An-Naml – adalah penawar terhadap penampilan keras Allah SWT itu.
Kenapa basmalah jadi penawar? Karena Allah sengaja mengeluarkan dan mendampingkan ism penggabungnya – yakni Allah, yang menyimpan sifat-sifat kerasnya itu – dengan mengeksplisitkan dua sifat rahmah – yang sesungguhnya sudah terkandung juga dalam ism Allah itu.
Yakni Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Jadi, dalam hal ini, sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim – yang, sudah terkandung secara implisit dalam ism Allah dan sejatinya sudah ada dan menjadi penawar dari sifat-sifat Allah yang keras, yang juga ada dalam ism Allah itu – di-lahir-kan lagi secara eksplisit untuk menekankan dominasi sifat-sifat kasih sayang Allah atas sifat-sifat kerasnya itu.
Keberadaan basmalah di awal Al-Fatihah ini seolah menunjukkan bahwa “niat” Allah dalam penciptaan adalah tidak lain untuk mencurahkan kasih sayang-Nya kepada makhluk.
Sekarang, apa beda Ar-Rahman dan Ar-Rahim? Ar-Rahmanadalah kasih Allah secara umum, yang merupakan bagian dari paket penciptaan – yang bekerja, baik di dunia maupun di akhirat. Semua makhluknya mendapatkan sifat Rahman ini.
Dengan kata lain, semua makhluk – tak peduli beriman atau kafir, baik atau jahat – akan mendapatkan semua rizki yang dibutuhkannya untuk dapat survive di dunia dan di akhirat.
Dan ini berarti Allah boleh jadi akan menimpakan kesusahan justru demi menjadikannya mampu survive. Tapi, Ar-Rahimadalah kasihNya khusus di akhirat, bagi orang beriman, yang perwujudannya tak lain adalah kebahagiaan murni.
Yakni bagi orang-orang yang, meskipun tidak bebas dari kesalahan, bertaubat (baik secara ikhtiyari/suka rela maupun idhtirari/terpaksa melalui mekanisme penyiksaan oleh Allah).
Nah, apa beda kata rahmah – yang menjadi akar kata, baik Rahman dan Rahim – dengan Mahabbah dan Wudd?
Rahmah paling tepat diterjemahkan sebagai belas-kasih (compassion). Yang tak peduli pada apakah obyek belas kasihnya sempurna atau tidak.