Minggu, 21 September 2025

Takut Tertabrak KA, Warga Unjuk Rasa

warga Desa dan Pemuda di Kecamatan Duduksampean nekat unjuk rasa di perlintasan rel kereta api Pasar Duduksampean

Editor: Hendra Gunawan
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan

TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - warga Desa dan Pemuda di Kecamatan Duduksampean nekat unjuk rasa di perlintasan rel kereta api Pasar Duduksampean menuntut palang pintu, penjaga 24 jam dan penerangan sepanjang rel kereta api, karena setiap tahun ada warga tewas menjadi korban meninggal dunia tertabrak kereta api, Minggu (10/11/2013).

Rel kereta api yang sudah ada sejak 100 tahun yang lalu sampai sekarang tidak ada keamanan bagi pengguna jalan yang melintas. Selama ini beberapa Desa di Duduksampean yang dilintasi rel kereta api tidak ada palang pintu, petugas keamanan dan penerangan.

Sekarang ada proyek rel kereta api double track atau rel ganda yang sebentar lagi akan dipergunakan lintasan tersebut, sehingga akan sering dilintasi kereta api dari Jakarta ke Surabaya dan sebaliknya.

Jika tidak ada lampu penerangan, petugas jaga 24 Jam dan portal pembatas, warga akan berjatuhan menjadi korban. "Per tahun rata-rata 10 orang tewas di Duduksampean akibat tertabrak kereta api. Kami di sini menyalurkan aspirasi warga agar tidak menjadi korban pembangunan PT Kereta Api, sehingga polisi tidak seenaknya sendiri main tangkap," kata Ihyak Ulumudin alias Yayak (23), pemuda asal Desa Setrohadi, Kecamatan Duduksampean.

Sedikitnya ada 5 Desa di Kecamatan Duduksampean yang pintu masuknya harus melintasi rel kereta api, yaitu Desa Gredek, Brak Sumari, Gadukan, Kandangan dan Setrohadi. (Sugiyono)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan