Kain Tapis Lampung Tampil Dalam Ajang Miss Internasional di Jepang
Kain Tapis Lampung tampil dalam ajang Miss Internasional 2014 di Jepang
Editor:
Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.BANDAR LAMPUNG-Kain Tapis Lampung mulai menancapkan tajinya di dunia internasional. Hal ini ditandai dengan kemenangan Elfin Pertiwi Rappa yang meraih The Best National Costume di ajang Miss Internasional 2014 di Jepang, 10 November lalu. Pada penampilannya kemarin, Elfin terlihat anggun mengenakan busana bertema "Tale od Siger Crown" karya Dyand Fariz.
Busana seberat 15 kilogram tersebut, terinspirasi dari legenda mahkota perempuan Lampung, yakni siger. Selain siger yang melambangkan feminisme perempuan Lampung, hadir juga busana kain Tapis Lampung yang didesain ekstravagan dan indah. Sehingga tenunan kain berwarna emas khas Tapis, terlihat berkelas dan mahal.
Selain ajang Miss Internasional 2014, kain Tapis juga dipakai sebagai busana nasional gelaran Mister Internasional 2015 pada Februari tahun depan, di Korea Selatan. Spesialnya lagi, pakaian yang akan dikenakan Kevin Hendrawan sebagai pemenang L-Men of the Year 2014 ini, dirancang oleh anak muda Lampung, Rendie Arga.
Menurut Rendie, Kamis (13/11/2014), busana ini dinamakannya The Invincible Golden Hero of Krakatau. Ia mengaku terinspirasi dari pakaian kebesaran para pangeran Lampung dan kedahsyatan letusan Gunung Krakatau. Ada simbol kemasyhuran dan kekuatan pangeran-pangeran Lampung tempo dulu seperti halnya kedahsyatan letusan Gunung Krakatau yang mengguncang dunia.
Busana karya Rendie pun menonjolkan lima falsafah masyarakat Lampung. Yakni Piil Pasenggiri (harga diri), Nemui Nyimah (saling bersilaturahmi), Nengah Nyappur (mau hidup di tengah masyarakat), Bejuluk Beadok (memberikan gelar pada orang yang dianggap berjasa), serta Sakai Sambayan (hidup saling bekerja sama dan bergotong royong).
"Aku juga terinpirasi dari kostum-kostum yang menjadi pemenang Mister Internasional terdahulu. Baru setelah itu, aku mencoba memasukan nilai filosofi dari kisah letusan Gunung Krakatau dan pangeran Lampung," kata Rendie.
Untuk menonjolkan keindahan, selain rancangan busananya, juga terletak pada kain Tapis Lampung yang digunakan. Kemilau tenunan benang emas yang dibuat secara bersama-sama oleh perempuan Lampung, menunjukkan sikap kegotong royongan bangsa Indonesia.
Begitu pula warna hitam, putih, dan merah yang dipadu benang emas dan batuan mulia yang begitu menonjol di kostum ini. Menurut Rendie, semua aksesori itu menunjukkan keragaman yang ada di bumi Nusantara.
Sementara bagian dari pakaian yang menunjukkan kemuliaan terletak pada mahkota dan jubah warna keemasan yang nantinya akan dikenakan Kevin di ajang yang diikuti pria-pria tampan asal 54 negara itu.
"Senjata berbentuk mahkota Siger menggambarkan suatu kekuatan untuk mengalahkan musuh-musuh yang ada," ujar pria yang aktif penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS ini.
Rendie menuturkan, proses pembuatan busana yang akan dipakai di Mister Internasional memakan waktu selama dua bulan. Lamanya waktu pembuatan tersebut, diakuinya untuk mempersiapkan detail kostum.
"Pembuatannya didukung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dan Rumah Kreatif Gaylam," ujar Rendie.
Disinggung awal keterlibatannya dalam pembuatan kostum wakil Indonesia di ajang Mister Internasional 2014 ini, Rendie mengatakan, semuanya tidak sengaja. Ia mengaku semuanya berawal dari gelaran acara Pawai Budaya Nusantara di Istana Negara pada Agustus 2014 lalu.
Saat itu, ia dan teman-teman dari Rumah Kreatif Gaylam yang kerap mengisi gelaran Tapis Carnival Festival Krakatau sejak 2012 lalu, tampil di acara Pawai Budaya Nusantara. Di acara itu, peserta asal Lampung masuk sebagai perform 10 terbaik nasional.
"Ada pihak PT Nutrifood sebagai sponsor pemenang L-Men di ajang internasional yang menghubungi aku karena melihat keunikan kain Tapis yang begitu indah. Akhirnya aku diminta untuk membuat kostum nasional dengan menggunakan kain Tapis. Semoga ini bisa mengenalkan Tapis dan juga Lampung ke dunia internasional," pungkasnya.(teguh prasetyo)