Tahun 2032 Kudus Diperkirakan Krisis Air Bersih, Ini Penyebabnya
Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kudus, Achmadi Syafa, menyusuri sungai di Kali Gelis, mulai hulu hingga hilir, Kamis (13/8).
Editor:
Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Yayan Isro' Roziki
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kudus, Achmadi Syafa, menyusuri sungai di Kali Gelis, mulai hulu hingga hilir, Kamis (13/8).
Ia menggandeng J. Sinarko Wibowo, seorang konsultan dari Roya HaskoningDHV, sebuah lembaga nirlaba yang berpusat di Belanda.
Achmadi mengatakan pada 2032 Kota Kretek diperkirakan akan mengalami krisis air bersih.
Menurut dia, perkirakaan ini berdasarkan hasil penelitian pihaknya, menggandeng akademisi dan ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), beberapa waktu lalu.
"Oleh karena itu, kita harus sudah mulai mempersiapkan plan untuk jangka panjang, mulai sekarang," kata dia, saat berada di Bendungan Kedung Gupit, Bae.
Disampaikan, perkiraan krisis air bersih pada 2032 dipicu oleh eksploitasi cadangan air tanah yang masif, berkurangnya daerah tangkapan air, serta kondisi geografis setempat.
Menurutnya, kegiatan susur Kali Gelis adalah ikhtiar mencari potensi air permukaan, guna sumber bahan baku air bersih, di sungai-sungai yang ada di lereng Gunung Muria.
"Krisis air bukan berarti nanti air tanah sama sekali habis, tapi antara ketesediaan dan jumlah kebutuhan yang tak seimbang," urainya.
Hasil pendataan dari susur sungai, menurutnya, akan menjadi pertimbangan bagaimana sistem yang akan diterapkan untuk mengatasi kondisi krisis air bersih, sebagaimana yang diperkirakan.
"Bisa dibuat semacam long storage, atau bagaimana, itu tergantung hasil kajian nantinya," ujar dia. (*)