Langganan Longsor, Warga Selili Diminta Tinggalkan Rumah
Pergerakan tanah telah terjadi sejak awal tahun ini, dan hingga saat ini masih terus bergerak, membuat personil BPBD LSM relawan kebencanaan siaga
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda hingga saat ini masih bertahan di lokasi longsor yang terdapat di jalan Lumba-lumba, di RT 15, RT 16 dan RT 17, Selili, Samarinda Ilir.
Pergerakan tanah telah terjadi sejak awal tahun ini, dan hingga saat ini masih terus bergerak, membuat personil BPBD dibantu dengan LSM relawan kebencanaan tetap siaga di lokasi kejadian, hal itu juga dikarenakan masih terdapat warga yang belum pindah dari kawasan tersebut.
Sesuai dengan surat pernyataan tanggap darurat bencana tanah longsor, nomor 360/006/BPBD-KS/I//2017, status keadaan darurat bencana berlaku hingga 15 hari, sejak tanggal 25 januari dan berakhir tanggal 8 februari mendatang.
"Tapi tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang, hingga batas waktu yang belum ditentukan, hingga kondisi disini benar-benar stabil dan streril dari aktivitas warga," tutur Kepala BPBD Kota Samarinda, Endang Liansyah, Selasa (31/1/2017).
Di lokasi longsor sendiri, BPBD telah mendirikan tenda darurat dan tenda komando sebagai pusat informasi tentang bencana tersebut, selain itu sejumlah perlengkapan seperti lampu penerangan dan kelengkapan resque siaga dilokasi, termasuk petugas kesehatan dari PMI juga tampak siaga.
Hingga saat ini, akibat dari kejadian longsor tersebut, terdapat 6 bangunan rumah yang rusak parah karena pergerakan tanah, dan 35 bangunan rumah terkena dampak dari longsor tersebut.
Kendati telah diperingatkan untuk meninggalkan rumah, namun tetap saja masih ada warga yang bertahan di rumahnya, padahal BPBD telah siap untuk membantu evakuasi, termasuk kendaraan untuk mengangkut barang-barang milik warga.
"Kami memang disini siap untuk evakuasi warga, tapi memang ada warga yang masih bertahan, sesuai dengan perintah pimpinan, warga harus meninggalkan kawasan ini, karena kawasan ini sangat rawan, tanah terus bergerak, kita tidak ingin ada korban jiwa. Yang jelas kami siaga 24 jam di sini," tuturnya.
Dari tiga RT yang terkena dampak dari longsor, terdapat 184 jiwa dari 52 kepala keluarga. Hingga pukul 16.00 wita, per tanggal 31 januari, terdapat 8 rumah yang telah dikosongkan oleh penghuninya, kendati rumah tersebut belum terpapar, dan terdapat 27 rumah yang masih dihuni.