Kebutuhan Daging Sapi Lokal Tidak Terpenuhi, Harga Capai Rp 150 Ribu per Kilogram
Harga daging sapi lokal di pasaran melambung hingga mencapai Rp 140 ribu sampai Rp 150 ribu per kilogram
Laporan wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Pertumbuhan populasi sapi di Kalimantan Utara masih dianggap melambat. Tahun 2014, populasi sapi baru mencapai 19.645 ekor.
Tahun 2015 hanya bertambah sekitar 1.372 ekor sehingga populasi menjadi 22.018 ekor.
Pertumbuhan populasi dengan rata-rata 5,77 persen tiap tahun, ternyata belum sebanding dengan tingkat konsumsi daging masyarakat.
Catatan Tribun, angka konsumsi daging sapi di Kalimantan Utara tumbuh 8,85 persen.
Harga daging sapi lokal di pasaran melambung hingga mencapai Rp 140 ribu sampai Rp 150 ribu per kilogram.
Konsumen pun berusa mencari daging dengan harga miring.
Hal ini pun mendorong masuknya daging bermerk Alana asal India melalui jalur ilegal.
Rais Kahar Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalimantan Utara mengakui, pihaknya sedang menjalin komunikasi dengan Bulog, termasuk importir.
Tujuannya agar daging sapi beku bisa masuk ke Kalimantan Utara dengan cara legal.
"Memasukkannya harus melalui importir resmi. Di Tarakan ada pengusaha yang berminat. Dalam waktu dekat kita akan memasukkan daging beku dari India lewat Jakarta," sebut Rais saat disua Tribun, Rabu (8/2/2016) pukul 13.00 siang.
Daging India yang akan masuk sebanyak 1 kontainer atau setara 28 ton yang terdiri dari 12 bagian daging sapi tersebut. Impor daging ini sepenuhnya diakomodiasi oleh importir di Kota Tarakan.
"Akan kita masukkan, Insya Allah. Akan dicoba 1 kontainer dulu. Tempat masih menyesuaikan. Awal Maret itu kami proyeksikan sudah masuk," sebutnya.
Jumlah daging yang dimasukkan sebetulnya bisa lebih banyak. Hanya saja, cold storage masih terbatas di daerah.
Cold storage di Tarakan hanya ada satu unit milik seorang pengusaha perikanan. Di Nunukan terdapat dua unit.