Warga Tak Menyangka Rumah Anggota Kodam Bukit Barisan Digerebek Petugas BNN
Personel BNN langsung mengiring Junet dan Andri, ke teras rumah sedangkan empat orang lagi tangannya diborgol di ruang tamu.
Penulis:
Jefri Susetio
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Wak Ateng, tukang bangunan di kediaman Habibi menceritakan, saat masih kerja, tiba-tiba datang dua orang masuk ke dalam rumah, mereka datang gunakan sepeda motor Honda Scoopy merah.
Awalnya dua pemuda yang berbahasa Aceh itu, melihat ke kanan, dan kiri kemudian memasuki pagar rumah.
Setiba di dalam rumah, dua pemuda itu langsung tertawa-tawa sembari berbincang dengan bahasa Aceh.
Baca: Anggota DPRD Kota Medan Selamatkan Bocah Tiga Tahun saat Rumah Orangtuanya Digerebek
Hanya berselang beberapa menit kemudian, tiga personel BNN berpakaian preman masuk dari depan rumah, dan dua personel menyusul masuk dari pintu belakang.
Personel BNN langsung mengiring Junet dan Andri, ke teras rumah sedangkan empat orang lagi tangannya diborgol di ruang tamu.
Ketika penggerebekan, Habibi tidak berada di rumah, karena tugas di Kodam Bukit Barisan.
"Penggerebekan itu sekitar pukul 09.45 WIB hingga pukul 10.45.WIB, proses penangkapannya tidak lama hanya sebentar. Tapi seluruh rumah digeledah, jadi awalnya kami pikir main-main karena kami beranggapan tidak mungkin ada penggerebekan di rumah aparat TNI," ujarnya di Jalan TB Simatupang, Gang Langgar usai penggerebekan, Rabu (1/3/2017).
Ia mengisahkan begitu memasuki rumah personel BNN sudah pegang pistol, mereka datang gunakan mobil Avanza warna silver dan mobil Patroli Polsek Sunggal.
Proses penggerebekan kurang seru lantaran tidak ada perlawanan.
"Begitu masuk ke dalam rumah, personel BNN bilang jangan bergerak, semua pada tiarap, kami pun berhenti bekerja. Jadi senyap, karena dua pemuda yang tertawa-tawa itu langsung diam. Saya melihat enggak ada pemukulan," tambahnya.
Baca: Sopir Tiga Pangeran Keponakan Raja Abdullah: Orangnya Ganteng-ganteng Brewokan
Sedangkan P Pasaribu menambahkan, Zakaria, adik kandung Habibi sempat ribut dan berteriak kesakitan karena tangannya dipegang personel BNN.
Bahkan sempat meminta tolong kepada warga namun tidak ada berani yang masuk ke dalam rumah.
"Begitu datang Junet sama Andri langsung ditodong pistol di kepalanya, mungki besok kami sudah enggak kerja lagi. Siapa yang tanggung jawab berikan gaji? Biasanya kami makan dari dia (rumah Habibi), jadi tadi terpaksa kami beli nasi bungkus sendiri," ungkapnya.