Kawasan Selatan Mulai Menggiurkan untuk Investasi Properti
Kenaikan harga properti yang konsisten tinggi sehingga menjadi daya tarik para pemilik kantong tebal untuk berinvestasi properti
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Meskipun di tengah perlambatan pertumbuhan pasar properti nasional, pasar properti di Yogyakarta masih mempunyai secercah harapan dengan menggeliatnya sektor pariwisata dan daerah tujuan pendidikan di Tanah Air.
Hal ini pula yang diakui Welly Luxza Pradana, pengembang asal Yogyakarta. Welly merasakan jatuhnya pasar properti di Yogyakarta pada dua tahun belakangan ini.
"Tahun 2016 jelek di Yogya. Tahun lalu saya memilih keluar, walau memang masih ada beberapa lahan yang menarik di develop cuma memang harus lebih selektif," ungkap Welly kepada Tribun Jogja.
Beberapa alasan, kata Welly terutama harga tanah di Yogyakarya yang sudah terlalu tinggi, sedangkan pasar belum bisa maksimal.
Nekat Masuk Jalur Busway, Pengemudi Ojek Online Ini Tak Berkutik Dikepit 2 Transjakarta https://t.co/V1KZW67t0S via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 26, 2017
Baca: Polrestabes Makassar Bongkar Pembuatan Ekstasi di Perumahaan Mattoanging
"Makanya saya pun minggir kerja yang di bawah Rp1 miliar," sebutnya.
Meski demikian, kata Welly, Kota Gudeg masih mempunyai iklim investasi yang baik, terutama didukung pertumbuhan di sektor pariwisata dan pendidikan.
Terbukti dengan kenaikan harga properti yang konsisten tinggi sehingga menjadi daya tarik para pemilik kantong tebal untuk berinvestasi properti.
"Yogya masih menjadi jujugan (tujuan-red) cuma memang harus selektif tadi, buktinya developer transnasional bemodal gede masih wira-wiri di Yogya, jor-joran pada bangun rumah dan apartemen," ujarnya.
Welly juga masih optimis untuk bersaing menggarap pasar properti di Yogyakarta.
Baca: Gempa 5,1 Skala Richter Terjadi di Selatan Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami
Bahkan pada akhir Agustus atau paling lambat September 2017, melalui bendera PT Utama Jaya Mekar, siap running untuk proyek perumahan sebanyak 70 unit rumah pada lahan seluas 1.6 ha di Jalan Wates km 12 Bantul.
Proyek perumahan besutannya ini akan membidik kelas menengah dengan starting harga Rp600-Rp700 juta.
Pertimbangannya melihat pola konsumen yang memilih membeli properti di Yogyakarta.