Nenek Ini Masih Berbagi Beras Bagi yang Membutuhkan Meski Tinggal di Rumah Hampir Ambruk
Mak Eri membesarkan ketiga anaknya di rumah itu. Hingga akhirnya, rumah itu kini hanya ia tempati sendiri.
Editor:
Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Mak Eri (70), masih tinggal di rumahnya yang semi permanen dan hampir ambruk, sejak dibangun almarhum suaminya pada 1979.
Meski ketiga anaknya sudah dewasa dan tinggal di tempat berbeda.
Mak Eri membesarkan ketiga anaknya di rumah itu. Hingga akhirnya, rumah itu kini hanya ia tempati sendiri.
Semua kontruksi bangunan rumah Mak Eri sudah nyaris rusak. Atap langit-langit, dinding, dan genting sudah rusak.
Pekan lalu bagian belakang rumahnya ambruk. Mak Eri pun dipaksa pindah ke salah satu rumah anaknya.
Ketiga anaknya yang hidup pas-pasan belum mampu secara ekonomi memperbaiki kondisi rumah orang tuanya.
Baca: Revolusi Toilet, Tiongkok Perbaiki Puluhan Ribu Toilet untuk Genjot Pariwisata
Meski hidup dalam keterbatasan, Mak Eri masih menyisakan beras satu gelas untuk program beras perelek.
Program Pemkab Purwakarta tersebut ditujukan untuk menanggulangi kerawanan pangan yang digulirkan sejak dua tahun lalu.
Beras yang diserahkan warga dikumpulkan kemudian dibagikan lagi pada warga yang membutuhkan.
Beras yang terkumpul tidak jarang diuangkan dan hasilnya untuk kebutuhan darurat warga yang membutuhkan.
Setiap pekan, Mak Eri masih rajin menyimpan satu gelas beras di wadah bambu yang disediakan dan ditempel di dinding.
Baca: Mengikis Perilaku Pidana Warga Binaan di Lapas Narkotika Cirebon
"Setiap akhir pekan suka ada yang bawa dari orang desa," ujarnya saat ditemui di kediamannya yang nyaris ambruk, Senin (20/11/2017).
Ia sudah melakoni itu sejak program itu bergulir.
Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Daerah Purwakarta Fadil Karsoma mengunjungi Mak Eri, Senin (20/11/2017).