Kamis, 21 Agustus 2025

Pesawat Lion Air Jatuh

Mengenal Kotak Hitam CVR Lion Air JT 610 yang Baru Saja Ditemukan

Mengenal kotak hitam berisi CVR atau rekaman suara di kokpit pada Lion Air JT 610 yang baru saja ditemukan. Apa bedanya dengan FDR?

Penulis: Sri Juliati
Editor: Fathul Amanah
Dok. Pushidrosal
Mengenal kotak hitam berisi CVR atau rekaman suara di kokpit pada Lion Air JT 610 yang baru saja ditemukan. Apa bedanya dengan FDR? 

Mengenal kotak hitam berisi CVR atau rekaman suara di kokpit pada Lion Air JT 610 yang baru saja ditemukan. Apa bedanya dengan FDR?

TRIBUNNEWS.COM - Penyelam TNI AL berhasil menemukan kotak hitam atau black box pesawat Lion Air JT 610 PK-LQP di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (14/10/2019).

Kotak hitam yang ditemukan itu berisi perekam suara kokpit cockpit atau voice recorder/CVR.

"Iya ketemu pukul 09.10 oleh penyelam Kopaska dan Dislambair," kata Kepala Dinas Penerangan Komando Armada I TNI AL, Letkol Laut (P) Agung Nugroho dikutip dari Kompas.com.

Baca: 7 Fakta & Kronologi Penemuan Black Box CVR Lion Air PK-LQP JT 610, Butuh 1 tahun untuk Analisa Data

Dengan penemuan black box CVR Lion Air JT 610 akan membuka babak baru dalam penyelidikan terkait sebab jatuhnya pesawat Lion Air pada Senin, 29 Oktober 2018.

Sebelumnya, tim SAR gabungan sudah berhasil menemukan satu di antara kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 yang berisi perekam data penerbangan atau Flight Data Recorder (FDR).

Kotak hitam berisi FDR itu ditemukan di kedalaman 35 meter di bawah permukaan laut pada Kamis, 1 November 2018 lalu.

Lantas, apakah perbedaan antara black box berisi FDR dan CVR Lion Air JT 610 yang baru saja ditemukan penyelam TNI AL?

Baca: Black Box CVR Lion JT 610 Diangkat Setelah Pasir Lumpur di Sekitar Lokasi Disedot

Pada dasarnya, di dalam setiap pesawat terdapat dua kotak hitam yaitu perekam data penerbangan (FDR) dan perekam percakapan pilot di kokpit (CVR).

Fungsi dari kedua kotak hitam tersebut, untuk merekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara atau air traffic control (ATC).

Serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan.

Alat perekam dalam penerbangan ini, baik FDR maupun CVR, umumnya menggunakan pita perekam selayaknya kaset pada tape recorder.

Baca: CVR Lion PK_LQP Kini Sudah Berada di KRI Spica-943

Namun perkembangan baru, kini telah digunakan FDR atapun CVR yang merekam menggunakan chip memory khusus.

Dikutip dari bbc.com, FDR mencatat informasi seputar penerbangan mulai dari kompas, arah, ketinggian, hingga kecepatan pesawat di udara, dan sebagainya, yang bersifat teknis.

Sementara CVR, merekam seluruh pembicaraan yang dalam kokpit, tak hanya percakapan pilot dan kopilot.

Namun juga beragam suara yang bisa merupakan petunjuk penting, seperti suara mesin, suara alarm, bahkan suara kursi yang digeser jika awak kabin bergerak.

"Perekam data penerbangan akan memberi tahu kita bagaimana kecelakaan terjadi," kata Greg Marshall, wakil presiden Flight Safety Foundation, organisasi nirlaba di AS yang menyediakan panduan keselamatan udara.

"Sementara itu, perekam suara di kokpit akan memberi informasi mengapa terjadi kecelakaan," jelas Marshall.

Baca: Menteri Budi Sebut Temuan CVR Bisa Memberi Makna bagi Keluarga Korban Lion Air

Cara kerja kotak hitam berisi perekam suara di kokpit (CVR) pun sama dengan perekam data penerbangan (FDR).

Perekam data penerbangan/FDR mendapatkan informasi melalui alat perantara yang biasa disebut unit pengumpul atau flight data acquisition unit.

Unit ini menerima semua data dari sensor yang ditempatkan di badan pesawat.

Informasinya kemudian disimpan di keping-keping memori yang memiliki kapasitas simpan sangat besar, hingga beberapa terabita.

Perekam suara kokpit memiliki sistem kerja yang sama.

Sementara itu, menurut Pengamat Penerbangan, Ruth Hannah Simatupang, keberadaan data yang terekam di CVR bisa disesuaikan dengan data yang ada pada FDR.

"Ketika bunyi alat di dalam instrumen itu, ada bunyi kresek-kresek atau ada bunyi yang dipencet oleh si kiri atau yang kanan (pilot dan kopilot) tercatat dan disesuaikan dengan yang ada di FDR," kata Ruth dalam Metro Pagi Primetime, Jumat, 2 November 2018.

Menurut Ruth, FDR mencatat semua data rekaman penerbangan dengan detail.

"Apa-apa yang dikerjakan mereka (pilot dan kopilot), cocok nggak dengan SOP yang ada, ketika dalam keadaan seperti ini, sesuai nggak. Jadi itu (FDR dan CVR) saling melengkapi," katanya.

Baca: Lama Dicari, Akhirnya CVR Pesawat Lion Air JT 610 Ditemukan oleh Kopaska

Untuk analisa data di perekam suara di kokpit (CVR) pada pesawat Lion Air JT 610, rupanya butuh waktu setidaknya hingga satu tahun.

Hal tersebut dikatakan, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.

Menurut Menhub, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memiliki waktu hingga satu tahun untuk menganalisa data di perekam suara dalam kokpit pada kotak hitam berisi CVR Lion Air JT 610.

"Tergantung dari komplikasi datanya ya. Tapi sebenarnya suatu penemuan ini punya waktu satu tahun, jadi kita lihat bagaimana kualitas data yang ditemukan itu bisa dieksplor," kata dia.

Baca: CVR Lion Air PK-LQP Ditemukan, Menhub: KNKT Punya Waktu 1 Tahun untuk Analisa Data

Sebagaimana diketahui, pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin, 29 Oktober 2018 pagi.

Pesawat tersebut mengangkut 181 penumpang dan 8 awak.

Diduga semua penumpang dan awak diduga tewas dalam kecelakaan tersebut.

Sebanyak 125 jenazah korban berhasil diidentifikasi saat Basarnas menghentikan pencarian korban pada 10 November 2018 lalu.

Baca: 5 Fakta Kopaska, Dislambair, hingga Kecangggihan KRI Spica Temukan CVR Lion Air JT 610

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan