Film Romo Soegija
Garin Nugroho Angkat Tokoh Kebhinekaan ke Dalam Sinema
Sutradara Indonesia, Garin Nugroho membuat film baru yang mengangkat tokoh kebhinekaan.
Penulis:
ricas74
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Iman Suryanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sutradara Indonesia, Garin Nugroho membuat film baru yang mengangkat tokoh kebhinekaan. Sebelumnya, beberapa kali membuat film bertema keindahan alam dan nilai nasionalisme yang tinggi.
'Soegijapranata' judul film ini. Film bertajuk kemanusiaan dalam kebersamaan ini akan dibuat dalam bentuk dialog yang humanis.
"Ketokohan agama menjadi salah satu bagian keseharian masyarakat. Ya inilah waktunya kita berbicara tentang multikultural dalam layar lebar," terang Garin Nugroho saat dijumpai di The Beach Cafe, EX Plaza Indonesia,Thamrin, Selasa(19/4/2011).
Film ini nantinya, tambah Garin, tidak saja semata-mata memfokuskan diri akan kelompok tertentu saja. Perayaan dan makna dari Bhinnekaan dari sebuah mata air perjalanan hidup sang tokoh..
Didalam film Soegijapranata lebih banyak menawarkan rajutan nilai ketokohan bagi pembangunan jati diri bangsa yang mencintai dan menghidupi kebhinekaaan. Sosok tokoh yang akan diangkat ini akan ebih pada hal 100 persen katolik dan 100 persen Indonesia.
"Film ini akan kita produksi pada pertengahan tahun 2011, dengan menggandeng studio Audio Visual Puskat Yogyakarta, dengan mengambil setting pengambilan shooting di Yogyakarta, Semarang dan Klaten, dengan budget sekitar Rp. 10 M - Rp. 12 M," terang Garin.
Plot film ini nantinya berceritakan akan kiprah seorang tokoh pastur bernama Soegijapranata yang lahir di Surakarta, 25 November 1896 yang menjadi Uskup Agung di Keuskupan Agung Semarang. Dalam kiprahnya, Soegijapranata tidak saja sebatas tembok kekatolikan tetapi juga merentang jauh sampai keprihatinan bangsa Indonesia waktu itu.
Soegijapranata bergumul bersama rakyat Indonesia untuk mengisi nilai ke Indonesiaan ditengah perjuangan bangsa yang mendambakan kemerdekaan.
"Soegijapranata tampil sebagai sosok seorang pejuang, dan di layar lebar ini lebih mengisahkan akan perjuangan dan semangat kepahlawan seorang uskup gereja Katolik," terang Garin.