Konser Iwan Fals di Batam
Jelang Konser di Batam, Iwan Fals Kangen Mie Lendir
Sabtu malam ini, Iwan Fals menggelar konser di Batam. Jelang konser, ia kangen banget pada dua makanan khas Batam.

Laporan Wartawan Tribun Batam, Rio H Batubara
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Gayanya sangat sederhana, jauh dari kesan glamour. Mengenakan kaos oblong biru yang dipadu dengan jeans dan sandal jepit, ia memasuki Ballroom Planet Holiday Batam, Sabtu (18/5/2013).
Kedatangannya membuat semua orang berdiri untuk menyambutnya, dengan ramah pria berkacamata ini menebarkan senyuman kepada setiap orang.
Tanpa canggung ia pun menuju ke depan dan menduduki tempat yang sudah dipersiapkan di atas panggung, sontak puluhan awak media dan pengemarnya berebutan untuk mengambil foto.
Ya, itulah sosok Iwan Fals legenda musik Indonesia. Kedatangannya ke kota Batam merupakan bagian dari rangkaian konser Top Coffee di Indonesia.
Dalam event Meet & Greet Top Coffee ini Iwan Fals, terlihat santai duduk bersama teman-teman bandnya. Bahkan, ia terkesan malu-malu ketika semua mata terfokus melihat dirinya. Ketika Iwan membuka suaranya, auranya semangatnya begitu terasa pada setiap orang yang hadir. Maklum saja hampir semua orang dibesarkan dengan musik Iwan Fals.
Iwan mengatakan sudah tiga kali mengunjungi Batam dan surprise dengan kemajuan yang pesat. “Kalo tidak salah kunjungan saya yang terakhir 10 tahun yang lalu. Dulu Batam masih sepi, tapi sekarang sudah ramai. Sudah banyak gedung- gedung yang sudah terbangun,” ujarnya.
Banyak pengalaman yang didapatnya ketika datang di kota Batam beberapa tahun yang lalu, terutama dengan makanan khas Batam.
Tanpa malu-malu ia pun mengaku kangen dengan Mie lendir Batam. “Sudah lama saya rindu makan Mie lendir. Mudah-mudahan kesampaian, saya datangnya malam jadi belum sempat. Selain itu saya pengin makan gonggong juga,”katanya.
Pertanyaan yang dilontarkan wartawan Tribun mengenai isu Iwan Fals meninggal di jawabnya dengan santai. Ia menjawab isu tersebut dengan bercanda, namun ia mengaku isu tersebut membuat ibunya menangis. Begitu juga dengan saudara-saudaranya yang sempat panik.
“Ketika itu ada isu itu, saya banyak di teleponin ama saudara –saudara, yang paling sedihnya ibu saya menangis dengan kabar itu. Jengkel juga dengan penyebar isu tersebut, Saya sudah menjadi bagian banyak orang, berhak juga untuk hidup. Isu seperti ini kejam,” tuturnya.