Yang Dialami Gisel Lumrah, Riset Sebut Perempuan Lebih Menderita Tapi Lebih Cepat Move On Usai Putus
Gisella Anastasia atau Gisel sudah move on pascaperceraiannya dengan Gading Marten. Belakangan ini ia dikabarkan dekat dengan pemain basket Wijaya Sap
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Gisella Anastasia atau Gisel sudah move on pascaperceraiannya dengan Gading Marten. Belakangan ini ia dikabarkan dekat dengan pemain basket Wijaya Saputra.
Namun, tak sedikit netizen menyebut Gisel terlalu cepat berpaling ke lelaki lain sehingga menyampaikan komentar pedas.
Berkaca dari keadaan yang dialami Gisel, sebenarnya bukanlah hal yang aneh bila perempuan lebih cepat bangkit dari keterpurukan usai mengalami perpisahan.
Para ilmuwan mengakui wanita sebenarnya lebih menderita secara emosional daripada pria ketika sebuah hubungan berakhir. Kabar baiknya adalah bahwa mereka lebih cepat bangkit kembali.
Para peneliti menemukan, perempuan lebih cenderung marah, cemas, serta banyak makan usai hubungannya berakhir.
Baca: Akui Belum Ditembak oleh Wijaya Saputra, Gisel Kasih Kode
Tetapi mereka lebih terbuka dengan meminta bantuan teman dan keluarga, yang membantu mereka terus maju melanjutkan hidup.
Sementara pria lebih menutupi emosinya dan mencoba 'berdamai' dengan menjadi lajang lagi, meskipun itu meninggalkan luka yang dapat bertahan selama bertahun-tahun.
Baca: Zul Zivilia Terancam Hukuman Mati, Ini Keyakinan Sang Istri
Para peneliti AS telah mensurvei 5.705 orang di 96 negara.
Mereka diminta menilai dengan rentang angka 0-10, dengan 0 tidak merasakan efek apa pun dan 10 untuk rasa sakit tak tertahankan.
Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa rata-rata skor wanita adalah 6,84, sedangkan pria memiliki skor rata-rata 6,58.
Wanita juga merasa lebih menderita secara fisik dengan nilai rata-rata 4,21, sementara pria hanya sebesar 3,75.
Baca: Reaksi Gading Marten Saat Tahu Gisel Dekat dengan Wijaya Saputra
Selain itu, wanita melaporkan lebih banyak kemarahan, kecemasan, dan ketakutan, meskipun pria merasa lebih tertekan dan kehilangan fokus.
Wanita cenderung lebih panik, menderita insomnia dan beralih ke makanan yang menenangkan, yang secara signifikan lebih cenderung menambah berat badan daripada pria.
Craig Morris, seorang profesor antropologi di Binghamton University di New York dan penulis utama studi ini, mengatakan wanita mengatasi masalah mereka dengan mengandalkan jaringan dukungan sosial mereka.
Jadi, meski usai putus cinta wanita lebih parah menderita sakit hati dan fisik, namun mereka lebih cepat mengatasi luka hati.
Sementara pria meski di luar terlihat baik-baik saja, sebenarnya lebih lama untuk menyembuhkan luka hati secara total.
Mereka hanya menutupinya dengan menjalin hubungan yang baru. Namun, mereka biasanya akan menyadari bahwa yang sudah hilang ternyata tak tergantikan oleh perempuan mana pun.(*)