Kritik Soal Adegan di Film ‘After’ yang Sedang Tayang di Bioskop
Film ‘After’ yang diangkat dari novel laris Wattpad karya Anna Todd sedang tayang di bioskop Indonesia sejak 16 April 2019.
Penulis:
Apfia Tioconny Billy
Editor:
Willem Jonata

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Film ‘After’ yang diangkat dari novel laris Wattpad karya Anna Todd sedang tayang di bioskop Indonesia sejak 16 April 2019.
Film ini disutradarai oleh Jenny Gage dan ditulis oleh Susan McMartin, Tamara Chestna, Jenny Gage.
Film bergenre drama romantis ini bercerita tentang kisah seorang perempuan muda bernama Tessa Young yang diperankan Josephine Langford dengan perjalanan cintanya bersama cowok misterius Hardin Scott yang diperankan Hero Fiennes Tifin.
Menurut Sekretasris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’thi menilai banyak adegan dan dialog yang tidak sesuai untuk masyarakat Indonesia khususnya remaja.
Baca: Film Bumi Manusia, Pengakuan untuk Pram
Film ini juga dinilai bisa mempengaruhi pola pikir dan pergaulan remaja yang cenderung bebas dan mengabaikan nilai-nilai dan norma luhur budaya bangsa Indonesia.
“Film ‘After’ menggambarkan kehidupan remaja dan pergaulan ala masyarakat sekuler. Banyak dialog dan adegan yang tidak sesuai dengan budaya dan masyarakat Indonesia yang relijius,” kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’thi di melalui keterangan tertulis, Kamis (18/4/2019).
Baca: Tiba-tiba Jatuh Saat Berwudhu, Polisi Kaltim Gugur Saat Jalani Tugas Pengamanan Pemilu 2019
Sementara itu dari kalangan milenial, seperti Febri Sihombing dari kalamgan Komunitas Anak Nonton, tidak menampik bahwa ada beberapa adegan antara Tessa Young dan Hardin Scott yang bisa menjadi perbincangan.
“Adegan dewasa-nya mungkin yang belum terlalu clear di film, apakah pas untuk konsumsi remaja Indonesia atau tidak. Tapi untuk pengganti The Twilight Saga, film ini sepertinya lebih ‘berbobot’ dari segi cerita dan sinematografi,” kata Febri.
Baca: Reza Rahadian Naikan Berat Badan Demi Perankan Bossman di Film My Stupid Boss 2
Melalui film ini orang tua justru dinilai bisa mengantisipasi anak remajanya yang memasuki usia pubertas.
Dalam konteks itulah Febri meminta, bahwa beberapa adegan dalam film ini tidak dipersoalkan, termasuk ketika Tessa dan Hardin Scott berkencan di sekitar danau.
Jangan hanya karena atas nama budaya, maka adegan yang sebenarnya bisa menjadi unsur kekuatan dan penghibur film justru dihapuskan.
“Tidak melulu film didasarkan pada budaya. Konteks hiburan dari seni juga jangan dihilangkan dari sebuah film. Karena merujuk pada film remaja romantis lokal, hal ini juga sudah tidak lagi tabu,” papar Febri.