Go-Jek Tak Gentar Grab Akuisisi Uber, Lebih Sedikit Pemain, Jalur Jadi Lebih Mulus
Sebuah email yang sempat dibaca Reuters mengutip pandangan CEO Go-Jek Nadiem Makarim.
Editor:
Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Hasbi Maulana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penjualan bisnis Uber Technologies Inc di Asia Tenggara kepada Grab tentu menjadi perhatian bagi Go-Jek, salah satu pesaing terbesar industri pemanggil tumpangan online ini.
Banyak orang menanti-nanti apa kira-kira gebrakan yang bakal dikibaskan Go-Jek untuk mengantisipasi konsolidasi pesaing terbesarnya itu.
Sebuah email yang sempat dibaca Reuters mengutip pandangan CEO Go-Jek Nadiem Makarim.
Reuters menulis, Nadiem menggambarkan kesepakatan Uber dengan Grab sebagai "peluang besar" karena lebih sedikit pemain berarti jalur lebih mulus bagi Go-Jek di Indonesia untuk melanjutkan dan memperdalam kepemimpinan pasar.
Bisa jadi pandangan itu bukan sekadar penyemangat bagi kalangan internal.
Dalam email yang sama, terungkap bahwa Go-Jek akan mengumumkan ekspansi pertamanya ke negara lain di Asia Tenggara dalam "beberapa minggu ke depan".
Baca: Di Depan Para Kepala Daerah, Jokowi Semangati Gubernur dan Bupati Naik Karier Jadi Presiden
Baca: FOTO-FOTO BMW X3 Terbaru yang Akan Rilis di India, 19 April
Perusahaan startup unicorn ini juga berencana memperluas bisnis ke tiga negara Asia Tenggara lain pada pertengahan tahun ini, masih menurut email tersebut.
Di email tadi Nadiem tidak menyebutkan nama negara-negara yang ditargetkan untuk ekspansi, tetapi, menurut Reuters, Chief Technology Officer Go-Jek sebelumnya pernah mengatakan pihaknya bertujuan membuka operasi di Filipina tahun ini.
"Persiapan sedang berjalan dan dalam beberapa minggu ke depan peluncuran negara baru pertama kami akan diumumkan," kata email itu mengutip ucapan Makarim.
"Ini akan diikuti oleh tiga negara lain di Asia Tenggara pada pertengahan tahun ini."