Karyawan Facebook Ternyata Dukung Kampanye #DeleteFacebook
Kasus pencurian data Facebook oleh firma analis Cambridge Analytica meruntuhkan kepercayaan para pengguna.
TRIBUNNEWS.COM - Kasus pencurian data Facebook oleh firma analis Cambridge Analytica meruntuhkan kepercayaan para pengguna.
Kampanye #DeleteFacebook pun menggema, di mana para pengguna berbondong-bondong menon-aktifkan akun mereka.
Bukan cuma dari kalangan masyarakat umum, para pekerja teknologi pun turut menggelorakan kampanye tersebut.
Sebanyak 31 persen yang turut serta pada kampanye #DeleteFacebook adalah mereka yang bekerja di industri teknologi.
Bahkan, dua persen pegawai Facebook memutuskan sikap untuk menghapus akun Facebook mereka.
Setidaknya begitu menurut survei yang digencarkan aplikasi “Blind”. Sekitar 2.600 orang menjadi objek survei dari 20 hingga 28 Maret 2018.
Secara berurutan, berikut urutan persentase pekerja teknologi yang hendak menghapus akun Facebook mereka, sebagaimana dihimpun , Sabtu (31/3/2018), dari BetaNews.
1. Microsoft (50 persen)
2. Snapchat (46 persen)
3. Uber (40 persen)
4. Google (38 persen)
5. Amazon (34 persen)
6. Facebook (2 persen)
Meski survei dari Blind tak bisa menjadi satu-satunya indikator, tetapi mampu memperlihatkan gambaran besar bahwa kepercayaan para pekerja teknologi ke Facebook sedikit banyak ikut luntur.
Sebanyak 50 juta data personal pengguna Facebook dicuri dan disimpan Cambridge Analytica. Firma tersebut bekerja untuk kampanye pemenangan Donald Trump pada Pilpres 2016 lalu.