Simon Teh, Sukses Bisnis Restoran Hadirkan Rasa Enak Layanan Cepat
MENJADI pengusaha restoran, tidak dituntut harus bisa memasak. Bermodalkan pengetahuan rasa enak pada makanan, akhirnya kesempatan sukses menjadi pengusaha restoran datang dengan sendirinya. Hobi dan kecintaan pada dunia kuliner juga menjadi modal yang utama.
Ditambah dukungan penuh dari sang istri yang bisa memasak, kemudian mengantarkan kesuksesan berbisnis restoran kepada Simon Teh, owner Restoran Golden Leaf, di Kelapa Gading Jakarta Utara.
"Saya tidak bisa masak. Istri saya Erna Wong yang bisa. Saya hanya tahu rasa makanan ini enak apa tidak, serta cocok atau tidak dengan lidah orang Indonesia," kata pria kelahiran Medan, 64 tahun silam ini saat ditemui di restorannya di kawasan Kelapa Gading. Restoran yang menyediakan makanan Chinese Food ini berada di samping Balai Samudra atau berada persis di seberang Mall of Indonesia Kelapa Gading.
Simon menuturkan, salah satu kunci sukses berbisnis restoran adalah harus tahu bumbu-bumbu yang menghasilkan rasa enak sesuai lidah orang Indonesia.
"Inilah sebenarnya yang menjadi tantangan saat pengusaha berencana berbisnis restoran yang menjual Chinese Food," kata ayah seorang putera, David dan seorang putri bernama Evi ini.
Ia mencontohkan, bumbu yang ia gunakan semuanya harus diracik sendiri oleh sang istri bersama kepala koki untuk mempertahankan kualitas rasa dari restorannya. Bumbu juga harus lebih strong karena orang Indonesia menyukai rasa dan aroma bumbu yang kuat dan karena mereka makan dengan nasi, padahal aslinya orang Hongkong tidak makan dengan nasi.
Membuka restoran Chinese Food tidak semudah membuka restoran cepat saji. Untuk menghasilkan cita rasa yang sesuai, perlu puluhan bumbu yang diracik sehingga terasa enaknya makanan yang disajikan.
"Chinese Food, itu ribet. Satu jenis makanan saja bisa puluhan bumbunya. Jadi tidak mudah kalau buka cabang di mana-mana," katanya.
Tidak hanya rasa, pelayanan juga menjadi prioritas dalam usaha restoran yang Simon geluti. Ini berlaku di restoran yang menyajikan menu apapun. "Kami selalu mengedepankan kecepatan. Kita sajikan makanan maksimal 15 menit setelah di pesan. Lambat sedikit saja bisa jadi masalah," katanya.
Perlu diingat pula kunci sukses berusaha restoran ini adalah jaminan bahwa produk yang disediakan adalah yang terlengkap, terbaik, dan termurah. Ini yang menjadi pembeda Golden Leaf dengan restoran lainnya. "Masalah terlengkap ini, tidak banyak dimiliki restoran yang ada saat ini. Kalau kami, ada menu mulai untuk anak-anak sampai dewasa tersedia," katanya.
Harga murah tentu dikaitkan dengan kemampuan konsumen membeli makanan. Kalau harga menu murah dan rasanya enak, tentu mereka semakin menikmati makanan yang disediakan itu dan bersedia untuk datang lagi.
Inovasi juga menjadi perhatian bagi Simon dalam mengelola bisnis restoran. Di restoran ini, setiap bulannya akan menyajikan dua menu baru yang bisa dinikmati pengunjung restoran. Semua demi memuaskan para customer dan juga pelanggan setianya.
Berbagai menu masakan Hongkong menjadi favorit dari restoran ini. Mulai dari Sop Golden Leaf, Salad Udang Buah Kristal, Rusa Lada Hitam, Angsio Haisom, dan juga Ikan Tom Yam. Tersedia kuliner halal dan non halal untuk menu makanannya. Tempat memasak makanan halal dan non halal tersebut, koki, dan juga tempat mencuci berada di lokasi yang berbeda.
Ia menceritakan, usaha restorannya diawali dengan membangun ruko kecil di Muara Karang bernama Restoran Anggrek, yakni pada tahun 1999. Seiring perkembangan usaha, Simon memutuskan membuka restoran baru di kawasan Kelapa Gading bekerja sama dengan kawannya yang bernama Yen Yen.
Setelah usaha berjalan lima tahun, Restoran Yen Yen akhirnya tutup dan ia membuka usaha restorannya sendiri dengan nama Golden Leaf yang dikenal sampai sekarang. Demi kenyamanan costumer dan juga mengembangkan usahanya, bulan Desember 2015 Golden Leaf akan berpindah lokasi ke Kelapa Gading Trade Center (KTC) Lantai 1.
"Di sana bisa dijadikan lokasi wedding yang mampu menampung tamu hingga 3000 orang. Belum lagi ruangan pesta pernikahan yang bisa masuk 150, 200, 300 dan juga 500 orang," katanya.
Di tempat yang baru, Simon juga akan membawa sesuatu yang baru. Selain menyediakan masakan ala Hongkong, restorannya akan menyediakan menu masakan ala Indonesia dan juga masakan ala Korea.
Berbicara mengenai regenerasi, Simon Teh tentu sudah mempunyai jawabannya. Simon akan memercayakan bisnisnya kepada anak perempuannya yang kini mengelola restoran cabang, yaitu Restoran Golden Star di daerah Taman Ratu, Jakarta Barat. Anak perempuannya ini memang memiliki kesamaan minat di bisnis kuliner.
Sebagai pendukung transaksi keuangan sehari-hari dan juga kelancaran usahanya, Simon Teh memanfaatkan fasilitas perbankan dari BCA. Sebagai salah seorang nasabah BCA Prioritas, Simon mengaku mendapatkan pelayanan yang luar biasa dari BCA.
Bisnis Simon sangat terbantu terutama dengan luasnya jaringan cabang BCA serta kecepatan dalam proses pembayaran. “Bank BCA, bank nomor satu di Indonesia,” tegasnya.
BCA Senantiasa di Sisi Anda
(Berita BCA)
BCA Terdaftar dan Diawasi Oleh OJK