Pembatasan Subsidi BBM
UGM Sudah Produksi Konverter Kit Sejak 2009
Peneliti ekonomi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Jayan Sentanuhady mengklaim bahwa UGM telah lebih dulu membuat alat konversi bahan
Penulis:
Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor:
Anwar Sadat Guna
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti ekonomi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Jayan Sentanuhady mengklaim bahwa UGM telah lebih dulu membuat alat konversi bahan bakar minyak (BBM) daripada PT Dirgantara Indonesia. UGM telah memproduksi tabung gas konverter kit sejak 2009.
Meski sudah ber-SNI, namun Jayan menilai konverter kit yang diciptakan UGM belum cukup.
Pasalnya konverter kit tersebut belum mendapatkan label ISO. Konverter buatan UGM harus bisa berstandar ISO agar masyarakat yang memakai merasa aman dan tidak bernasib sama seperti kasus meledaknya gas elpiji.
"Sertifikasi SNI sudah ada, tapi itu belum cukup, kami harus uji lagi sampai sesuai standar ISO, ini tujuannya tidak lain agar masyarakat yang menggunakan aman," jelas Jayan, di Jakarta, Jum'at (13/1/2012).
Sementara PT Dirgantara Indonesia (DI) baru membuat konverter kit sebanyak empat buah pada tahun ini.
Rencananya PT DI akan membuat 500 unit konverter kit yang akan dibagikan di kota Palembang dan Jakarta.