Pembatasan Subsidi BBM
DPR Pertanyakan Sisa APBN Rp 38 Triliun Jika BBM Naik
Opsi untuk menaikan harga BBM, belum sampai kepada keputusan akhir. Kementrian Energi Sumber Daya Mineral, telah memberikan opsi
Penulis:
Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor:
Anwar Sadat Guna

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Opsi untuk menaikan harga BBM, belum sampai kepada keputusan akhir. Kementrian Energi Sumber Daya Mineral, telah memberikan opsi untuk menaikan harga BBM sebesar Rp 1.500 atau menaikan subsidi sebesar Rp 2.000.
Anggota Komisi VII dari Fraksi Golkar Satya W Yudha lebih memilih opsi pertama menaikkan harga BBM jika pemerintah memang jadi menaikkan harganya. Kendati demikian, Satya mempertanyakan kemana sisa APBN jika tidak dipakai untuk subsidi.
"Naik 1.500 kan kita menghemat (subsidi BBM) 57 triliun, tapi 12 bulan. Dikurangi 4 bulan itu sekitar 38 triliun, jadi itu dipakai untuk apa?Itu yang paling penting," ujar Satya, Rabu (29/2/2012).
Sebelumnya, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menggunakan dana subsidi untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Namun Satya menilai kalau akan ada banyak penyelewengan jika pendataan BLT tidak benar.
"Itu kan musti kita lihat juga nanti timbul penyelewangan dalam keberadaan. Bisa juga diganti menjadi pendidikan gratis," papar Satya.