Leyand Bangun Pembangkit Listrik di Pontianak US$ 100,8 Juta
PT Leyand International Tbk (LAPD) akan membangun pembangkit listrik di Pontianak, Kalimantan Barat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Leyand International Tbk (LAPD) semakin fokus mengembangkan pembangkit listrik. Rencananya, perusahaan ini akan membangun pembangkit listrik di Pontianak, Kalimantan Barat.
Proyek yang diberi nama Pontianak 3 Coal Fired Steam Power Plant Independent Power Producers (CFSPP IPP) berkapasitas 2x25 megawatt (MW) ini merupakan pekerjaan pengadaan tenaga listrik yang diadakan oleh PT PLN. "Kami sudah memenangkan tender tersebut pada Desember 2011," kata Sekretaris Perusahaan LAPD Indra Wilbarsyah usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Senin (25/6).
Pembangunan konstruksi paling lambat akan dimulai pada kuartal pertama 2013 nanti. Menurut Indra, saat ini perseroan tengah fokus untuk menyelesaikan ketepatan memenuhi jadwal pembiyaan atau financial closing. "Diperkirakan bulan September 2012 financial closing bisa terselesaikan sehingga tahap pembangunan selanjutnya bisa dijalankan," ujar Indra.
Total biaya untuk pembangunan Pontianak 3 CFSPP IPP mencapai US$ 100,8 juta. Sekitar 70% dari total biaya pembangunan berasal dari pinjaman bank. Sementara 30% sisanya diambil dari kas internal perusahaan. "Saat ini kami masih mencari pinjaman tersebut," kata Indra.
Proyek pengerjaan pembangkit listrik itu akan memakan waktu selama tiga tahun dari 2012-2015. Comissioning on date ditargetkan pada 2015 mendatang.
Listrik yang dihasilkan dari pembangkit Pontianak 3 itu sepenuhnya akan dijual ke PLN. Berdasarkan hitungan perseroan, setelah beroperasi di tahun 2015 nanti, pendapatan dari Pontianak 3 sebesar Rp 353,97 miliar dan akan memberikan keuntungan bersih setelah pajak sebesar Rp 47,57 miliar.
Manajemen LAPD menilai, industri pembangkit listrik masih sangat prospektif di Indonesia karena tingkat pertumbuhan ekonomi dan industri yang tinggi. Menurut Indra, perkembangan wilayah dan kebutuhan pasokan listrik masyarakat saat ini sangat tinggi sehingga membutuhkan dukungan pasokan daya listrik yang memadai. Sekedar tahu saja, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat kebutuhan listrik dalam negeri di tahun 2026 mencapai 450 Terawatt hour (TWh) atau 450 miliar kilo watt jam (Kwh).
Indra menuturkan, hal tersebut bisa menjadi peluang bagi perseroan untuk mendorong pertumbuhan kinerja keuangan mengingat kebutuhan listrik di Indonesia masih sangat besar. LAPD akan terus mengikuti tender pengadaan pembangkit listrik guna menjaga pertumbuhan yang berkesinambungan.
Perusahaan yang sebelumnya bernama PT Lapindo International ini menargetkan pendapatan 2012 sebesar Rp 400 miliar. Angka tersebut lebih tinggi 11,4% dibandingkan realisasi pendapatan di 2011 yang mencapai Rp359,12 miliar.
Untuk mencapai target tersebut, perseroan mengandalkan anak usaha PT Asta Keramasan Energi (AKE) yang saat ini memiliki tiga pembangkit listrik yakni Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Sicanang, Medan Sumatera Utara, PLTD Siantan, Pontianak, Kalimantan Barat dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Keramasan, Palembang, Sumatera Selatan. (*)
BACA JUGA: