RAPP Telah Menghitung Jejak Karbon
PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) telah menghitung jejak karbon atau carbon footprint
Penulis:
Harismanto
Editor:
Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Harismanto
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Sebagai perusahaan yang memiliki komitmen terhadap lingkungan, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) telah menghitung jejak karbon atau carbon footprint yang dihasilkan dalam proses produksi pulp dan kertas selama periode 2006 sampai 2009. Melalui inisiatif tersebut, RAPP telah melangkah terlebih dahulu dengan memulai inisiatif penghitungan jejak karbon jauh sebelum Presiden SBY mengeluarkan Perpres 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca atau RAN GRK.
“Perhitungan jejak karbon tersebut dilakukan oleh konsultan internasional dari Swedia yaitu IVL Swedish Environmental Research Institute. Selain RAPP, IVL Swedia telah membantu banyak perusahaan pulp dan kertas maupun perusahaan di sektor industri lainnya di Eropa maupun di Asia untuk menghitung jejak karbon mereka,“ kata Dian Novarina, Sustainability Head RAPP, yang didampingi Prof Muhadzir, ahli lahan dari Lampung, DR Basuki, ahli gambut dari IPB dan Direktur Sustainable Organization, Product and Processes IVL, Elin Eriksson, Kamis (14/3/2013) di Hotel Premier Pekanbaru.
Carbon footprint atau jejak karbon adalah emisi gas rumah kaca yang dari aktivitas untuk menghasilkan suatu produk atau jasa.
Penghitungan jejak karbon RAPP menggunakan metode dan panduan yang disebut Framework for the Development of Carbon Footprints for Paper and Board Products yang diterbitkan oleh CEPI (Confederation of European Paper Industries). CEPI merupakan asosiasi perusahaan pulp dan kertas Eropa yang beranggotakan 18 negara, mewakili 800 perusahaan pulp dan kertas, 1.200 paper mills dan mewakili 27% dari total produk dunia.
Berdasarkan kerangka CEPI, penghitungan jejak karbon mencakup 10 elemen, yakni penyerapan (sequestrasi) karbon di hutan, karbon yang tersimpan di produk hasil hutan, emisi gas rumah kaca dari fasilitas pengolahan produk hasil hutan, emisi gas rumah kaca yang terkait dengan proses produksi serat kayu, emisi gas rumah kaca yang terkait dengan proses produksi bahan mentah lainnya/bahan bakar, emisi gas rumah kaca yang terkait dengan pengadaan listrik, uap dan panas, emisi gas rumah kaca yang terkait dengan transportasi, emisi terkait dengan penggunaan produk, emisi terkait dengan akhir (end of life) dari produk dan emisi yang dicegah (avoided) dan offset.
Direktur RAPP, Mulia Nauli, mengatakan, inisiatif melakukan penghitungan jejak karbon ini merupakan bagian dari komitmen RAPP sebagai perusahaan yang memiliki komitmen terhadap lingkungan.
“Hasil penghitungan tersebut sangat membantu kami dalam melakukan upaya mitigasi emisi gas rumah kaca dalam keseluruhan proses produksi pulp dan kertas kami, mulai dari proses pengadaan bahan baku sampai ke tahap akhir dari produk kami setelah tidak dimanfaatkan lagi (atau dikenal dengan istilah ‘from cradle to grave’), melalui efisiensi dan inovasi teknologi, baik di hutan tanaman maupun di mill kami,“ katanya.
Direktur Sustainable Organization, Product and Processes IVL, Elin Eriksson, yang ditemui saat pemaparan hasil studi tersebut kepada RAPP di Pekanbaru, Riau, mengatakan RAPP telah mengambil langkah yang sangat baik secara sukarela menghitung jejak karbon bagi produk pulp dan kertas mereka. Informasi jejak karbon tersebut sangat penting bagi pelanggan dan calon pembeli produk RAPP di Eropa dan di negara-negara lainnya, termasuk di Indonesia sendiri.
“Pengukuran jejak karbon sudah menjadi sesuatu yang umum di banyak negara di Eropa, karena konsumen ingin mengetahui berapa besar karbon yang diemisi ke atmosfer dalam proses pembuatan produk yang mereka konsumsi”, imbuh Elin.
Ke depan, katanya, akan lebih banyak lagi konsumen yang menuntut informasi jejak karbon ini, termasuk konsumen produk pulp dan kertas.
Pengukuran jejak karbon ini akan membantu perusahaan untuk melakukan efisiensi penggunaan energi dan pengelolaan sumber daya lainnya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, terutama emisi karbon. (nto)