Subsidi BBM Bisa Sebabkan Defisit APBN 3 Persen
Menteri Keuangan RI, M. Chatib Basri, menegaskan defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun ini berpotensi
Penulis:
Arif Wicaksono
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Keuangan RI, M. Chatib Basri, menegaskan defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun ini berpotensi bisa melampaui angka 3 persen. Hal tersebut akan terjadi jika bahan bakar minyak (BBM) tidak dinaikan.
"Ini yang menjadi alasan utama bagi pemerintah untuk mengubah APBN 2013. Belanja pemerintah di 2013 meningkat, ini akibat dari subsidi energi. Bahkan, kecenderungannya BBM bersubsidi akan melampaui kuota 46,01 juta kiloliter," ujar Chatib Basri saat Rapat Badan Anggaran DPR di Gedung Parlemen Jakarta, Rabu (22/05/13).
Chatib menjelaskan, sejak sudah ditetapkannya APBN 2013, telah terjadi sejumlah perkembangan indikator makro ekonomi yang tidak sesuai dengan perkiraan sebelumnya. Dia beragumen, kondisi tersebut menjadi alasan lain bagi pemerintah untuk mengubah postur APBN.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, adanya ketidaksesuaian asumsi makro tersebut, juga dipengaruhi pada perkembangan ekonomi dunia yang lebih rendah dari perkiraan awal.
"Maka akibatnya, permintaan pada barang melemah, berarti harganya itu turun. Akibatnya penerimaan pajak bisa menurun, semntara itu belanja negara meningkat signifikan," jelasnya.
Sementara itu Chatib menilai, fluktuasi nilai tukar rupiah yang cenderung melemah juga berimplikasi pada peningkatan belanja negara.
"Defosit anggaran saat ini lebih besar dari porsi dalam GDP (gross domestic product) dan telah melebih 3 persen, jika mencapai 3 persen maka akan melanggar undang-undang (UU No. 33/2004)," jelasnya.