Rabu, 1 Oktober 2025

Sektor Hulu Migas Tidak Dibenahi, Harga BBM Bisa Naik lagi

Penyebabnya menurut Komaidi jika sektor hulu minyak dan gas (migas) tidak berbenah diri

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Antrian Panjang: Antrian panjang terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) jalan A. Yani, Kota Semarang, Jateng, Jumat (21/6/2013). Jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) banyak warga mengantri. Harga BBM untuk Premium Rp 6500 dan Solar Rp 5500 ini rencana akan diberlakukan Sabtu (22/6/2013). Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Energi dari ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai  harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan kembali naik. Penyebabnya menurut Komaidi jika sektor hulu minyak dan gas (migas) tidak berbenah diri.

"Akan ada kenaikan harga lagi jika pemerintah tidak mampu meningkatkan produksi di sektor hulu migas nasional," ujar Komaidi di diskusi "Iklim dan Tantangan Investasi Migas di Indonesia" di Dewan Pers, Jum'at (21/6/2013).

Komaidi pun menilai pemerinah punya hak untuk menaikan harga BBM bersubsidi berkali-kali. Komaidi berpendapat walaupun di satu sisi penyesuaian harga BBM sudah dilakukan tapi jauh lebih penting membenahi mekanisme produksi di hulu migas baik BUMN maupun swasta nasional.

"Jika mereka dapat ekspansi ke luar negeri, kemudian produksi migas bisa dibawa pulang, nanti harga relatif lebih murah kalau kita usahakan sendiri," katanya.

Lebih lanjut Komaidi menuturkan, BBM tersebut jika dijual masyarakat juga tidak terlalu mahal. Di samping itu, BUMN tidak lagi mengeluarkan margin terlalu besar.

"Saya kira, itu yang harus dilakukan dalam jangka panjang. Tetapi kalau itu tidak dilakukan, kita akan terus impor beli dari harga internasional," tutur dia.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved