Kamis, 28 Agustus 2025

Gejolak Rupiah

Pasar Utama Ekspor, Trisula dipastikan Mendulang Keuntungan Besar

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, ternyata mendatangkan keuntungan untuk PT Trisula

Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Kawasan Blok M, Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dibuka di kisaran Rp 14.006 dan sempat mencapai posisi tertinggi pada level Rp 14.017 karena imbas dari perang mata uang (currency wars). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, ternyata mendatangkan keuntungan untuk perusahaan perdagangan pakaian dan tekstil PT Trisula International Tbk (TRIS) bertambah.

Direktur Utama Trisula International Lisa Tjahjadi mengatakan, pemasaran produk Trisula selama ini 80 persen diekspor ke berbagai negara Eropa, Amerika dan lainnya dan 20 persen dipasarkan ke dalam negeri.

"Pelemahan rupiah ini ada keuntungannya untuk kami, karena pasar kami mayoritas ekspor," ujar Lisa, Jakarta, Selasa (8/9/2015).

Menurut Lisa, kebutuhan bahan baku untuk produksi pakaian mayoritas berasal dari dalam negeri dan hanya 30 persen dipenuhi dari luar negeri. Hal ini membuat, pengeluaran perseroan tidak tertekan, malah pemasukan dari penjualan ekspor menjadi meningkat akibat penguatan dolar AS.

"Kami belum tahu pelemahan rupiah ini bisa melebihi target penjualan kita yang ditentukan pada awal tahun di angka 14 persen dari tahun lalu," ujar Lisa.

Penjualan tahun lalu perseroan mencapai Rp 746,82 miliar, jika ditargetkan naik 14 persen maka tahun ini diperkirakan mencapai Rp 800 miliar. Produk dari TRIS seperti G200, JOBB, dan Jack Nicklaus.

Sebelumnya Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, jika perusahaan tekstil tersebut pemasarannya berorientasi ekspor maka kurs berapapun tidak‎ akan menjadi masalah.

"Tapi kalau orientasinya pasar dalam negeri pilihannya sangat sempit, tutup atau terus kurangi jam kerja," ucap Ade.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan