Gejolak Rupiah
Pasar Utama Ekspor, Trisula dipastikan Mendulang Keuntungan Besar
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, ternyata mendatangkan keuntungan untuk PT Trisula
Penulis:
Seno Tri Sulistiyono
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, ternyata mendatangkan keuntungan untuk perusahaan perdagangan pakaian dan tekstil PT Trisula International Tbk (TRIS) bertambah.
Direktur Utama Trisula International Lisa Tjahjadi mengatakan, pemasaran produk Trisula selama ini 80 persen diekspor ke berbagai negara Eropa, Amerika dan lainnya dan 20 persen dipasarkan ke dalam negeri.
"Pelemahan rupiah ini ada keuntungannya untuk kami, karena pasar kami mayoritas ekspor," ujar Lisa, Jakarta, Selasa (8/9/2015).
Menurut Lisa, kebutuhan bahan baku untuk produksi pakaian mayoritas berasal dari dalam negeri dan hanya 30 persen dipenuhi dari luar negeri. Hal ini membuat, pengeluaran perseroan tidak tertekan, malah pemasukan dari penjualan ekspor menjadi meningkat akibat penguatan dolar AS.
"Kami belum tahu pelemahan rupiah ini bisa melebihi target penjualan kita yang ditentukan pada awal tahun di angka 14 persen dari tahun lalu," ujar Lisa.
Penjualan tahun lalu perseroan mencapai Rp 746,82 miliar, jika ditargetkan naik 14 persen maka tahun ini diperkirakan mencapai Rp 800 miliar. Produk dari TRIS seperti G200, JOBB, dan Jack Nicklaus.
Sebelumnya Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, jika perusahaan tekstil tersebut pemasarannya berorientasi ekspor maka kurs berapapun tidak akan menjadi masalah.
"Tapi kalau orientasinya pasar dalam negeri pilihannya sangat sempit, tutup atau terus kurangi jam kerja," ucap Ade.