Keuntungan dan Tips Tepat Memilih Investasi Properti
Investasi properti yang paling sering ditemui berupa investasi sewa apartemen, rumah, ruko, kios hingga sewa lahan
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukan hanya sebagai kebutuhan primer, tapi keberadaan properti kini sudah mulai menjadi alternatif investasi yang menjanjikan.
Contoh yang paling sering ditemui berupa investasi sewa apartemen, rumah, ruko, kios hingga sewa lahan.
Pakar Investasi Properti, Margiman pun menilai bahwa sebelum menanamkan modal untuk berinvestasi terutama properti, Investor harus mengetahui beberapa alasan utama orang berinvestasi di sektor ini.
Yang pertama adalah permintaan properti di lokasi yang strategis umumnya lebih besar dari persediaan.
Luas tanah di muka bumi ini akan selalu tetap dan untuk menjadikan suatu lokasi menjadi strategis dibutuhkan waktu yang panjang and biaya yang sangat besar (misalkan untuk membuat akses tol, jalur MRT/LRT).
"Sementara disisi lain jumlah penduduk dan kebutuhannya tentu akan mengalami penambahan, sehingga, ketersediaan properti di lokasi strategis yang terbatas ini memiliki nilai yang terus meningkat,” jelas Margiman.
Kedua adalah investor bisa mendapat dua jenis potensi keuntungan, yakni keuntungan modal atau capital gain dari kenaikan nilai propertinya saat investor tersebut menjual propertinya di waktu yang tepat.
“Keuntungan kedua didapat dari pemasukan tahunan sewa propertinya atau pendapatan lainnya yang berasal dari properti tersebut. Atau yang biasa disebut keuntungan arus kas atau cash flow,” tambah pria asal Bandung ini.
Baca: Bank Jatim Rangkul Jamkrindo, REI dan SMF Penuhi Kebutuhan Properti Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Selain itu, alasan berinvestasi di sektor properti adalah potensi untuk melakukan leverage.
Artinya investor dapat melipatgandakan keuntungannya dengan menggunakan modal yang jauh dibawah nilai propertinya.
Misalkan, saat ada peluncuran produk baru, seringkali developer memberikan cara bayar yang ringan, seperti cicilan uang muka kemudian pelunasan.
Jadi investor bisa saja hanya mengeluarkan modal 20% untuk kemudian mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai propertinya saat dialihkan ke pembeli lain.
Contoh lain, lokasi strategis tapi luas lahan terbatas, maka meningkatkan nilai aset yang dimiliki dengan hanya menambah luas bangunannya.
“Sebagai contoh pilihan investasi di Batam, Nuvasa Bay yang dikembangkan oleh Sinarmas Land diposisikan sebagai the new face of Batam. Hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan bahwa Nuvasa Bay Batam sebagai salah satu potensi investasi properti pilihan yang menguntungkan dimasa mendatang. Silahkan cek di www.nuvasabay.com,” ungkap pria yang sudah 30 tahun menggeluti bidang properti ini.
Baca: 3.000 Unit Apartemen dan Rumah Tapak Ditawarkan di Event Perumnas Hunian Festival
Di luar tiga alasan tersebut, yang perlu dipahami juga adalah model bisnis properti merupakan investasi jangka panjang.
Artinya, sang investor perlu beberapa waktu untuk dapat menikmati keuntungan dari investasinya ini.
Tak hanya itu, bisnis properti juga butuh modal yang tidak sedikit, sehingga sebelum memutuskan untuk menggeluti bisnis atau berinvestasi di bidang properti, sebaiknya investor memerhatikan beberapa tips yang penting ini.
Tips pertama, carilah potensi lokasi yang strategis.
“Faktor utama yang mendorong peningkatan nilai properti dimulai dari letak lokasi yang dipilih. Salah satu indikator lokasi yang strategis, adalah pertumbuhan permintaan di lokasi tersebut. Perlu diperhatikan hal-hal unik di lokasi tersebut yang menyebabkan pertumbuhan permintaan tersebut, misakan akses tol, keberadaan fasilitas Pendidikan yang favorit, ketersediaan transportasi umum yang nyaman dan sebagainya
Tips kedua, perhatikan kontinuitas pengembangannya dimasa depan.
“Selain lokasi, faktor selanjutnya yang menentukan bertahan lama tidaknya bisnis properti adalah rencana pengembangan suatu wilayah di masa depan. Bisnis dikatakan bisa bertahan dalam jangka panjang jika dianggap bernilai dan memertimbangkan rencana pengembangan di masa depan. Misalnya, wacana akan diadakannya pelebaran infrastuktur jalan atau pembangunan fasilitas umum atau bahkan perencanaan untuk pengembangan menjadi kota baru mandiri,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, bahwa investor harus peka mengetahui selera pasar. Investor harus pintar-pintar mengetahui selera pasar.
Contohnya, mengetahui tren apa yang sedang berkembang dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Sehingga, produk properti yang ditawarkan sesuai dengan trend tersebut dan diminati oleh banyak orang.
Tips ketiga, kenali pesaing
“Tak kalah pentingnya, investor juga harus mengenal baik siapa kompetitornya. Untuk dapat bersaing secara sehat tanpa menghalalkan segala cara, investor harus menggali informasi penting seputar kekuatan dan kekurangannya misalkan menggunakan metode SWOT. Dengan demikian agar investor tidak tertinggal dengan pesaing dalam menawarkan propertinya” tambah Margiman.
Tips Keempat, Evaluasi rencana dari investasi tersebut.
“Sejauh mana rencana tersebut masih relevan dengan situasi yang ada. Misalkan satu lokasi di masa lalu sangat strategis dan diminati banyak pembeli. Namun arah pengembangan kota atau hadirnya investor besar di lokasi lain, menjadikan lokasi tersebut menjadi kurang strategis. Maka Investor harus berani melakukan switching dari properti yang dimilikinya dengan properti yang memiliki potensi yang lebih baik di masa mendatang.