Bukan Rokok, Menko Airlangga Waspadai Bawang dan Beras Jadi Penyebab Inflasi
Airlangga meyakini daya beli masyarakat di tanah air tidak akan terganggu, meski harga rokok naik pada tahun depan.
Editor:
Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian menyatakan, akan melakukan rapat bersama kementerian teknis soal kenaikan cukai rokok per Januari 2020.
Kendati demikian, Airlangga meyakini daya beli masyarakat di tanah air tidak akan terganggu, meski harga rokok naik pada tahun depan.
"Kita lihat itu kan sebetulnya daya beli mereka tidak terganggu kenaikan harga rokok yang tinggi," ujarnya di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Sementara itu, pemerintah lebih mewaspadai komoditas bawang dan beras terkait dampaknya terhadap laju inflasi, bukan naiknya harga rokok.
"Jadi, faktor inflasi ini yang kita jaga harga bawang dan harga beras. Itu nanti akan kita monitor," kata Airlangga.
Selanjutnya, Airlangga akan berkoordinasi bersama menteri perdagangan dan direktur utama Bulog terkait komoditas bawang merah yang menyumbang inflasi dengan porsi 0,02% pada Oktober.
"Iya nanti kita akan koordinasi dengan menteri perdagangan dan Bulog. Pekan depan akan kita rapatkan," pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan perekonomian Indonesia di bulan Oktober 2019 mengalami inflasi sebesar 0,02% (month to month).
Sementara, untuk inflasi tahun kalender Januari - Oktober 2019 mencapai 2,22 persen.
"Hasil pantauan BPS di 82 kota terjadi inflasi 0,02 persen. Untuk inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2019 mencapai 2,22 persen dan yoy 3,13 persen," tutur Kepala BPS, Suhariyanto saat Konferensi Pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2019).