Jalankan Program Efisiensi di Tengah Pandemi, Angkasa Pura II Mampu Berhemat Rp 1,8 Triliun
PT Angkasa Pura II (Persero) menyebutkan, program efisiensi di tengah pandemi Covid-19 berjalan efektif.
Penulis:
Hari Darmawan
Editor:
Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) menyebutkan, program efisiensi di tengah pandemi Covid-19 berjalan efektif.
Angkasa Pura II sendiri memiliki tiga program strategi business survival, yang telah dilakukan sejak April 2020 hingga saat ini.
Tiga program ini diantaranya adalah penghematan atau cost leadership, penyesuaian terhadap belanja modal (capex disbursement) dan memperketat manajemen arus kas (cash flow management).
Baca: Dirut AP II: Jangan Gara-gara Pandemi Keunggulan Industri Penerbangan Terdistorsi
Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, melalui program cost leadership sepanjang Januari hingga September 2020 pihaknya telah melakukan penghematan sekitar Rp 1,8 triliun dari alokasi biaya usaha perseroan.
"Dari anggaran biaya operasional yang sudah disiapkan pada awal tahun ini, kami dapat melakukan penghematan sekitar Rp 1,8 triliun," kata Awaluddin dalam keterangannya, Selasa (6/10/2020).
Baca: Tingkatkan Pelayanan Bandara, Angkasa Pura II Membangun Social Media Command Center
Ia mengatakan, penghematan merupakan salah satu kunci dalam menghadapi tantangan pandemi Covid-19 dan penghematan yang dilakukan perseroan di 19 bandara misalnya adalah penggunaan air dan listrik.
"Sepanjang April-September 2020 perseroan dapat menghemat konsumsi air hingga 56 persen dari yang dianggarkan pada awal tahun, sementara itu penggunaan listrik dapat dihemat sebesar 42,75 persen," ucap Awaluddin.
Adapun di Bandara Soekarno-Hatta, lanjut Awaluddin, efisiensi dilakukan dengan penyesuaian pola operasional. Saat ini Bandara Soekarno-Hatta beroperasi melayani traveler di Terminal 2D, 2E dan Terminal 3.
Kemudian Awaluddin juga mengatakan, program capex disbursement perseroan juga berjalan lancar.
Melalui program ini, capex yang ditetapkan sebesar Rp 7,8 triliun pada awal tahun dapat ditekan menjadi Rp 712 miliar.
"Capex tahun ini kemudian hanya difokuskan untuk proyek yang bersifat multiyears, pemeliharaan fasilitas guna menjamin keamanan, keselamatan, pelayanan, serta perencanaan desain Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta," kata Awaluddin.
Lebih lanjut Awaluddin mengungkapkan, pihaknya juga fokus pada cash flow management dengan memperhatikan serta menyeimbangkan aliran cash in dan cash out.
"Dengan cash flow management ini, membuat perseroaan dapat tetap bertahan di tengah situasi sulit," ucap Awaluddin.