Selasa, 2 September 2025

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Nggak Banyak, Ini Beberapa Kecelakaan yang Libatkan Boeing 737-500 Seperti Sriwijaya Air SJ-182

The New York Times, Senin (11/1/2021) menyebut, Boeing 737-500 memiliki catatan keselamatan yang baik.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Via Kompas.com
Pesawat Boeing 737-500 series Sriwijaya Air. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Pencarian dan evakuasi para korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1/2021) sore, turut menjadi perbincangan global.

Berita mengenai jatuhnya pesawat Boeing 737-500 berusia 26 tahun ini jadi sorotan di pemberitaan media yang terbit di Amerika Serikat (AS), The New York Times.

The New York Times, Senin (11/1/2021) menyebut, Boeing 737-500 memiliki catatan keselamatan yang baik.

Baca juga: Pesawat Sriwijaya Air SJY182 yang Jatuh Sudah Berumur 26,7 Tahun, Dioperasikan Sejak 2012

Sedangkan pesawat yang disebut bermasalah adalah 737 Max, versi terbaru Boeing yang memiliki sistem anti-stall yang diduga menjadi penyebab dua kecelakaan mematikan dan akhirnya digrounded secara global.

Baca juga: Pengamat Penerbangan Alvin Lie: Usia Pesawat Tidak Terkait dengan Keselamatan Terbang

Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat bergantung pada perjalanan udara.

Meskipun negara ini memiliki sejarah panjang kecelakaan penerbangan, namun maskapai Sriwijaya Air tidak pernah mengalami satu pun kecelakaan fatal sejak mulai beroperasi pada 2003 lalu.

Baca juga: Menangis Histeris, Kehilangan Istri dan 3 Anak di Insiden Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan Sriwijaya Air, yang kehilangan kontak tak lama setelah lepas landas dari Jakarta pada hari Sabtu lalu merupakan Boeing 737-500.

Model pesawat ini dikembangkan pada 1980-an dan dikenal 'tidak bermasalah'.

Tidak seperti pesawat 737 Max yang bermasalah dan dilarang terbang setelah kecelakaan mematikan pada 2018 dan 2019.

Lalu apa perbedaan 737-500 dari generasi terbaru 737 Max ?

Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan pada hari Sabtu itu adalah model 737 generasi sebelumnya, dan telah beroperasi selama 26 tahun.

Pesawat Boeing 737 Max 8 buatan Boeing.
Pesawat Boeing 737 Max 8 buatan Boeing. (ABC)

Menurut database online Airfleets, 737-500 yang dioperasikan Sriwijaya Air ini sebelumnya telah diterbangkan oleh Continental Airlines dan United Airlines.

Kemudian akhirnya dikirim ke Sriwijaya Air pada tahun 2012 silam.

Boeing 737-500 tidak menggunakan sistem anti-stall yang sama dengan 737 Max yang memicu kecelakaan Lion Air pada 2018 dan menewaskan 189 orang serta kecelakaan 737 Max di Ethiopia pada Maret 2019 yang menewaskan 157 orang.

Dua peristiwa kecelakaan yang akhirnya mendorong armada 737 Max di seluruh dunia harus digrounded dan mengakibatkan krisis bagi Boeing.

Boeing akhirnya memecat kepala eksekutifnya dan menyatakan pada tahun lalu bahwa 'dikandangkannya' Max akan menelan biaya lebih dari 18 miliar dolar AS.

Ini merupakan pukulan tajam bagi raksasa dirgantara AS itu, perusahaan ini bahkan makin terseok saat pandemi virus corona (Covid-19) melanda industri.

Pekan lalu, Boeing mengatakan telah setuju untuk membayar 2,5 miliar dolar AS, termasuk 500 juta dolar AS untuk ganti rugi terhadap korban.

Ini dilakukan untuk menyelesaikan tuduhan konspirasi kriminal terkait dugaan penipuan terhadap Administrasi Penerbangan Federal (FAA) atas evaluasi 737 Max.

Perlu diketahui, Boeing 737 Max yang bermasalah itu kembali terbang pada bulan lalu, dengan penerbangan komersial pertama pesawat tersebut dilakukan American Airlines Flight 718.

Penerbangan perdana ini dilakukan setelah FAA mencabut perintah penahanan terhadap 737 MAX pada November 2020.

Sebelum diizinkan untuk terbang lagi, setiap pesawat 737 Max harus memiliki kabel dan perangkat lunak yang dimodifikasi.

Bagaimana sejarah Boeing 737-500?

Boeing 737-500 diperkenalkan dengan dilakukannya pembelian 20 pesawat pada tahun 1987 oleh Southwest Airlines.

Sejarawan dari Southwest Airlines, Richard West menulis pada tahun 2016 lalu bahwa maskapai ini menggunakan model tersebut, dengan kapasitas 122, untuk secara lebih efisien melayani rute yang lebih panjang dengan jumlah penumpang yang lebih sedikit.

Southwest 737-500 terakhir terbang pada September 2016.

Southwest 737-500
Armada Boeing 737-500 Southwest Airlines.

Berdasar historisnya, Boeing 737-500 adalah pesawat yang aman untuk diterbangkan.

Menurut laporan Boeing pada 2019, seri lainnya yang dimiliki Boeing, yakni 737-300 dan 737-400 telah mengalami 19 kecelakaan fatal selama lebih dari tiga dekade beroperasi, atau sekitar satu kecelakaan fatal untuk setiap empat juta keberangkatan.

Menurut Aviation Safety Network, empat kecelakaan fatal yang tercatat pernah melibatkan 737-500 adalah di Korea Selatan di 1993, Tunisia pada 2002 dan Rusia pada 2008 dan 2013.

Lalu maskapai di negara mana yang menerbangkann Boeing 737-500?

Boeing memproduksi 389 unit dari seri 737-500, sebelum akhirnya model ini dihentikan. 

Menurut situs pelacakan Planespotters.net, sebanyak 100 unit masih digunakan oleh maskapai penerbangan kecil di seluruh dunia, termasuk di Afghanistan, Iran, Nigeria, Rusia dan Ukraina.

Usianya Sudah 26,7 Tahun

Pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air yang jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta itu sudah berumur 26,7 tahun.

Pesawat ini diproduksi Boeing tahun 1994 dan bergabung di jajaran armada Sriwijaya Air sejak 2012.

Pesawat dengan call sign SJY182 ini tiba-tiba hilang kontak saat baru saja lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, menuju Pontianak, di atas perairan Pulau Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021) siang.

Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Suryanto mengatakan pesawat jenis Boeing B737-500 tersebut sudah beroperasi sejak tahun 1994.

"Jadi kurang lebih ya umurnya sekitar 25 sampai 26 tahun," ungkap Suryanto di Posko Crisis Center Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta kemarin malam.

Pasalnya, hingga kini KNKT masih mengumpulkan data di lapangan soal kondisi pesawat saat akan lepas landas.

Bagian pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh KNKT sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Bagian pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh KNKT sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Pesawat nahas tersebut baru saja lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Supadio, Pontianak.

"Seharusnya berapa pun umur dari pesawat kalau ada maintenance secara bertahap sesuai yang berlalu di Dirjen Perhubungan Udara harusnya safe (aman)," ungkap Suryanto.

Di kesempatan sama, Direktur Utama Sriwijaya Air, Jefferson Jauwena mengaku kalau pesawat yang kandas tersebut sudah dalam keadaan laik terbang.

Pasalnya pesawat SJY182 milik Sriwijaya Air itu sudah terlebih dahulu menjalani pengecekan dan dianggap sudah laik terbang.

"Karena sebelumnya pesawat ini sudah terbang terlebih dahulu, ini rute kedua. Rute ini kan Pontianak pulang pergi dan sudah dicek secara berkala," aku Jefferson.

Telah ramai diberitakan sebelumnya, Pesawat Sriwijaya Air Rute Bandara Soekarno-Hatta - Bandara Supadio Pontianak hilang kontak sekira pukul 14.40 WIB, Sabtu (9/1/2021).

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan